Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menghadiri Rapat Kerja Gabungan dengan Komite II DPD RI yang berlangsung di Ruang Rapat GBHN Nusantara V, Komplek Parlemen MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (2 Mar). (Foto: Kemendag RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendag RI, Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menghadiri Rapat Kerja Gabungan antara Kementerian Perdagangan, Kementerin Pertanian, Badan Ketahanan Pangan Nasional (Bapanas), dan Perum BULOG dengan Komite II DPD RI yang berlangsung di Ruang Rapat GBHN Nusantara V, Komplek Parlemen MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (2 Mar).
Rapat kerja yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komite II DPD RI, Bustami Z ini membahas ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok menjelang Idulfitri 1445 H. Rapat kerja juga dihadiri Menteri Pertanian, Amran Sulaiman; Kepala BULOG, Bayu Krisnamurthi; dan perwakilan dari Bapanas.
Wamendag Jerry menegaskan bahwa pemerintah senantiasa berkomitmen untuk memastikan ketersediaan pasokan dan menjaga harga barang kebutuhan pokok di tingkat yang wajar. Dengan demikian, masyarakat dapat menunaikan ibadah dengan tenang dan khusyuk pada bulan Ramadan dan Idulfitri tahun ini.
Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan dinas yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia terus memantau perkembangan ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok secara daring dan harian melalui Sistem SP2KP (Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok) di lebih dari 550 pasar rakyat yang tersebar di 503 kabupaten/kota 38 provinsi seluruh Indonesia.
Baca Juga: Mendag Hadiri Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Menjelang Idulfitri 2024
Lebih lanjut, Wamendag menjelaskan, sebagai bentuk kolaborasi dan sinergi, pada 4 Maret 2024, telah dilaksanakan Rakor HBKN bersama kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pelaku usaha.
Adapun beberapa upaya yang akan dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan barang pokok pada Ramadan dan menjelang Idulfitri 2024 antara lain mengintensifkan pemantauan dan sinergi pengawasan; mengoptimalkan intervensi pasar secara masif; memastikan ketersediaan stok dan pasokan komoditas pangan; memastikan kelancaran distribusi pasokan; serta komunikasi positif terhadap ketersediaan barang kebutuhan pokok kepada masyarakat.***