Menteri LHK Siti Nurbaya, memberikan penghargaan kepada para pemenang karya tulis NECSC Tahun 2024 untuk kategori lingkungan dan energi di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung. (Foto: KLHK RI)
Bandung, serayunusantara.com – Melansir dari laman KLHK RI, Menteri LHK Siti Nurbaya, yang juga bertindak sebagai Menteri ESDM Ad Interim, memberikan penghargaan kepada para pemenang karya tulis nasional terkait energi, iklim dan keberlanjutan (National Energy, Climate, and Sustainability Competition/NECSC) Tahun 2024 untuk kategori lingkungan dan energi di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung, pada Senin (29/04).
“Kompetisi ini sangat penting, terutama pada konteks dimana kita sedang sangat aktif bekerja dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim, dengan berbasis pada pengetahuan,” ujar Menteri Siti dalam sambutannya di hadapan para peserta dan undangan yang hadir.
Pemberian penghargaan ini merupakan rangkaian acara Green Impact Days – Green Impact for Greener Indonesia dalam rangka Hari Ulang Tahun Rakyat Merdeka yang tahun 2024 ini telah berusia 25 tahun. Acara yang digelar oleh RM dan Society of Renewable Energy (SRE) ini mengambil tema tentang Ketahanan Pangan, Air, dan Energi untuk Indonesia. Tema ini, menurut Menteri Siti sangat relevan dan telah menjadi perhatian Presiden RI Bapak Joko Widodo.
Semua yang dirancang dalam rangkaian acara HUT Rakyat Merdeka ke-25, disampaikan Menteri Siti merupakan aspek dan dimensi sangat penting serta merupakan langkah jitu dan jawaban bagi kelangsungan hidup Indonesia kita.
“Untuk itu, saya menyampaikan salam hangat Yth Bapak Presiden Joko Widodo kepada peserta dalam acara ini, dan ucapan terima kasih serta apresiasi atas prakarsa kerja-kerja RM dan SRE dalam rangkaian memperkuat ketahanan pangan, energi dan air di Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Kementerian ESDM dan KLHK Rumuskan INET-ZERO, PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan
Menteri Siti pun mengucapkan selamat dan apresiasi yang tinggi kepada para pemenang NECSC 2024 atas dedikasi dan kerja keras yang telah ditunjukkan dalam kompetisi ini. Kompetisi ini bukan hanya sekedar ajang untuk meraih kemenangan, tetapi juga merupakan sebuah kesempatan untuk memperjuangkan isu-isu penting yang berkaitan dengan masa depan bumi kita.
“Karya yang telah disusun tidak hanya menginspirasi, tetapi juga membawa kontribusi yang berarti dalam upaya kita bersama untuk mengatasi tantangan lingkungan dan perubahan iklim. Dengan semangat inovasi dan kepedulian kita semua, saya yakin bahwa kita dapat terus bergerak maju dalam menciptakan solusi-solusi berkelanjutan untuk generasi masa depan,” ungkap Menteri Siti.
Kompetisi NECSC 2024 berhasil menjaring 1.062 peserta yang tersebar di 230 sekolah dan 170 kampus. Peserta tersebut memilih kategori energi dan lingkungan yaitu 48% dan 52%, yang terdiri dari 80% mahasiswa dan 20% siswa.
Berbicara generasi muda, Menteri Siti mengungkapkan bahwa sejak menjadi Menteri LHK di tahun 2014, Ia terobsesi untuk Indonesia bisa memiliki Generasi Lingkungan, Generasi Muda yang deeply melembaga dengan kecintaan pada lingkungan. Menteri Siti menilai hal tersebut sudah keliatan arahnya dengan atensi generasi muda kepada masalah sampah sejak tahun 2016-2017 dan dengan penananam pohon di tahun-tahun 2018-2019, perkembangan green leaders dan society renewable energy. Selain itu, munculnya inisiatif dan langkah-langkah individual dan gerakan aktivis seperti green youth movement, Y-20, SRE, Adiwiyata, kader konservasi, aktivis peduli sampah, youth enterprenuers, dan lain-lain masih banyak lagi. KHLK sendiri saat ini sedang terus menghimpun kapasitas gerakan dan knowledge pooling dari masyarakat, khususnya generasi muda antara lain melalui green ambassador yang sedang terus menerus ditingkatkan.
Dalam upaya pengendalian perubahan iklim, dan isu-isu lingkungan hidup lainnya, saat ini generasi muda khususnya generasi Z dihadapkan pada tantangan berupa eco-anxiety yang disebabkan information overload, negativity instinct, privilege gaps, failure of imagination, and echo chambers.
Baca Juga: Good Mining Practice Harus Perhatikan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk mengatasi ini, maka pentingnya menekankan nada optimis dalam wacana publik untuk mengatasi fatalisme dan mendorong tindakan positif. Gerakan ini dikenal dengan Gerakan Climate Optimism.
Climate optimism adalah pola pikir yang mengakui langkah-langkah positif dan pencapaian dalam mengatasi perubahan iklim, sekaligus mengakui tantangan dan kerugian yang ada. Ini bukan tentang menyangkal atau mengabaikan kenyataan yang ada, namun memahami bahwa kita mempunyai solusi dan momentum untuk mencegah keadaan menjadi lebih buruk. Optimisme iklim bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan masyarakat untuk mengambil tindakan dan menemukan peran mereka dalam gerakan iklim.
Lebih lanjut, Menteri Siti mengatakan hal-hal yang telah dilakukan media Rakyat Merdeka dan Society of Renewable Energy (SRE) dengan melibatkan 47 kampus ternama di Indonesia dengan anggota mencapai 4 ribu orang merupakan bentuk aktualisasi dari prinsip Climate Optimism. Kegiatan kolaborasi antara Rakyat Merdeka dan Society of Renewable Energy dengan membuat kompetensi penulisan artikel dengan tema energi dan perubahan iklim yang dikemas dalam National Energy, Climate, and Sustainability Competition 2024 adalah bentuk Take Actions; Stay Informed, but Set Limits; Connect with Others; Practice Self-Care; Focus on Solutions; dan Educate Others.
“Teruslah bersemangat dan berkontribusi dalam upaya menjaga keberlanjutan bumi kita. Terima kasih Generasi Muda Indonesia,” pungkas Menteri Siti.
Pada acara tersebut, diluncurkan buku Green Youth Outlook 2024, buku Green Agriculture dan website Green Impact. Sebuah platform yang menjadi indikator aspek keberlanjutan, yaitu perkembangan dan riset green energy dan green economy di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Pengembangan Desa Wisata Harus Konsisten Lestarikan Lingkungan Hidup dan Kearifan Lokal
Hadir dalam acara tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika, Sekjen Kementerian LHK, Sekjen Kementerian ESDM, Inspektur Jenderal KLHK, Dirjen PPKL, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Energi, CEO Rakyat Merdeka, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian LHK dan Kementerian ESDM, Dewan Juri, Founders SRE, pimpinan dunia usaha, Green Leaders dan Green Ambassadors serta para siswa dan mahasiswa.***