Lahan sawah yang ditanami tanaman cabai. (Foto: Kementan RI)
Blitar, serayunusantara.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar menyarankan petani di wilayah Blitar bagian utara untuk menanam cabai pada pertenaghan tahun. Alasannya, pada saat ini Kabupaten Blitar masuk musim kemarau kering.
“Kabupaten Blitar akan mengalami musim kemarau kering,” kata Kabid Sarana Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Kabupaten-kota Blitar, Hikma Wahyudi, saat dikonfirmasi serayunusantara.com. Kamis (1/6/2023).
Menurutnya, prediksi Kabupaten Blitar bakal memasuki kemarau kering diperkuat oleh data yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Hikma menyebut, meskipun memasuki musim kemarau kering, kebutuhan air di wilayah Blitar bagian utara masih bisa tercukupi untuk kebutuhan tanaman cabai.
“Musim kemarau kering penyakit seperti porong diperkirakan tidak ada. Hanya saja kemungkinan yang terjadi adalah serangan hama pada tanaman,” lanjutnya.
Baca Juga: Lewat Panen Raya, DKPP Kabupaten Blitar Optimis Produksi Pangan Bisa Meningkat
Meskipun begitu, kata Hikma, penyakit yang menyerang tanaman cabai tersebut masih bisa diatasi. Pihaknya juga telah memantau sejak dini pelaporan melalui petugas pengamat lapangan dari DKPP Kabupaten Blitar.
“Saya berharap nantinya produksi tanaman cabai di Kabupaten Blitar juga bisa meningkat. Karena petani yang menanam tanaman tersebut terus ada, dan jumlah lahannya semakin bertambah,” tandasnya.
“Apalagi cabai ini merupakan komoditas yang sering mengalami inflasi. Oleh karena itu, saya berharap dengan kondisi stok yang terjaga, maka kontrol terhadap harga juga akan mudah dikendalikan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Kabupaten Blitar menjadi pemasok cabai terbesar di Indonesia. Pada tahun 2021, produksi cabai rawit mencapai 713.370 kwintal.
Apabila dilihat dari laporan, kata Hikma, pada tahun 2021 produksi cabai rawit mencapai 713.370 kwintal. Mayoritas dalam setahun kurang lebih ada 11 ribu hektare sawah ditanami cabai.
“Sampai saat ini, Kabupaten Blitar paling banyak mengirim cabai ke Jakarta, kemudian disusul Kediri, Surabaya, dan Semarang. Bahkan ada juga sampai luar Jawa seperti Kalimantan dan Sulawesi,” lanjut Hikma.
Hikma berharap, para petani di Kabupaten Blitar bisa mengelola lahan dengan baik dan berinovasi dalam bercocok tanam, agar terus bisa memproduksi cabai dengan kualitas unggulan. (adv/Jun)