Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO, Berkomitmen Mengarusutamakan Naskah Nusantara

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mendapatkan penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World Prize edisi ke-10 tahun 2024. (Foto: Kemendikbudristek RI)

Cheongju, serayunusantara.com — Melansir dari laman Kemendikbudristek RI, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) mendapatkan penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World Prize edisi ke-10 tahun 2024.

Jikji Memory of the World Prize adalah penghargaan yang diberikan oleh UNESCO kepada individu, institusi, atau lembaga swadaya masyarakat di negara anggota yang berkontribusi secara signifikan terhadap upaya pelestarian dan perluasan akses warisan dokumenter, termasuk naskah kuno. Jikji Memory of the World Prize telah dimulai sejak 2004 dan diselenggarakan setiap dua tahun. Tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan kesadaran tentang warisan dokumenter yang berharga bagi kemanusiaan. Hingga 2022, tercatat sembilan lembaga di dunia yang mendapat penghargaan ini.

Dalam Jikji Memory of the World Prize edisi ke-10 tahun 2024, Perpusnas menjadi lembaga kesepuluh yang mendapatkan anugerah ini sekaligus yang pertama dari Indonesia. Para juri menilai kontribusi luar biasa Perpusnas terhadap usaha pelestarian dan perluasan akses terhadap naskah Nusantara, melalui pelaksanaan program ekstensif dalam penyelamatan dan peningkatan akses warisan dokumenter selama dua dekade terakhir.

Hal ini dilakukan sejak lahirnya Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang meliputi beragam kegiatan yakni advokasi, inventarisasi, akuisisi, preservasi, digitalisasi, peningkatan kapasitas SDM, hingga kajian dan diseminasi naskah Nusantara bagi berbagai kalangan.

Penyerahan anugerah Jikji Memory of the World Prize dihadiri oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang juga merupakan Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz didampingi Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Aditia Gunawan di Cheongju, Korea Selatan, pada Rabu (4/9).

Baca Juga: Kursi Istimewa untuk Paus Fransiskus dari Tangan Terampil Siswa SMK PIKA Semarang

Dalam pidatonya, Aminudin Aziz menyatakan anugerah ini menjadi tanda kepercayaan masyarakat dunia terhadap Perpusnas. “Membangun ekosistem yang berkelanjutan untuk program pelestarian dan aksesibilitas naskah memang menantang, namun sangat membanggakan jika ekosistem tersebut memungkinkan lebih banyak orang dapat mengambil manfaat dari warisan dokumenter ini,”ujarnya.

Dia menekankan perlunya kolaborasi internasional untuk bersama-sama memperkuat akses agar nilai-nilai kearifan dalam naskah kuno sebagai memori kolektif bangsa dapat terwariskan bagi generasi kini dan mendatang. Capaian ini juga menjadi sarana penyemangat bagi Perpusnas yang pada 2024 menetapkan Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai program prioritas Perpusnas.

Menurutnya, capaian ini tidak akan diraih tanpa adanya dukungan dan partisipasi aktif dari para mitra Perpusnas seperti asosiasi profesi Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), akademisi, komunitas pernaskahan seperti Ngariksa, lembaga perpustakaan, arsip dan museum, serta program-program digitalisasi internasional seperti program Dreamsea dan EAP British Library.

“Pemangku yang paling penting adalah para pemilik naskah yang sama-sama memiliki kecintaan terhadap naskah Nusantara. Ekosistem pernaskahan ini harus senantiasa diperkuat agar kesadaran masyarakat tentang pentingnya naskah Nusantara yang menyimpan memori bangsa dapat menjadi sumber informasi sekaligus sumber inspirasi,” urainya.

Capaian Perpusnas yang digarisbawahi oleh dewan juri internasional adalah program-program penyebarluasan informasi naskah Nusantara bagi berbagai kalangan. Hingga 2023, Perpusnas telah menghasilkan sebanyak 710 buku yang berbasis naskah Nusantara, baik berupa alih aksara, alih bahasa, kajian dan saduran. Bahkan pada 2024, 100 buku seri komik berbasis naskah akan diterbitkan.

Baca Juga: Provinsi Jawa Timur Juara Umum OSN 2024, Olimpiade Turut Asah Karakter Profil Pelajar Pancasila

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, mengucapkan selamat kepada Perpusnas atas raihan ini. Dia menyoroti pentingnya manuskrip sebagai jendela untuk memahami sejarah, budaya, dan pengalaman hidup masa lalu.

“Upaya kolektif kita untuk meningkatkan pelestarian dan aksesibilitas terhadap warisan dokumenter harus terus berlanjut. Saya mengucapkan selamat kepada Perpusnas atas penghargaan yang layak diterima ini,” ucapnya.

Dewan juri internasional yang memberikan rekomendasi atas penghargaan ini juga mengakui dedikasi Perpusnas dalam pelestarian dan penyebaran informasi naskah Nusantara melalui berbagai program, termasuk festival naskah nasional, publikasi yang luas, serta inisiatif pendidikan untuk anak-anak dan pemuda.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *