Anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari. (Foto: DPR RI)
Sulteng, serayunusantara.com – Tahanan Polres Kota Palu, atas nama Bayu Adhitiyawan, diduga mengalami penganiayaan hingga meninggal dunia di dalam sel. Terdapat sejumlah kejanggalan atas peristiwa meninggalnya Bayu. Keluarga mendapati sejumlah kejanggalan ketika memandikan jenazah, seperti adanya luka yang masih mengeluarkan darah, darah yang keluar dari mulut dan memar pada tubuh.
Anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari meminta Polda Sulteng terbuka dalam mengindentifikasi penyebab meninggalnya saudara Bayu.
“Kronologi penyebabnya harus terbuka. Polda Sulteng harus mengedepankan kinerja profesional,” tuturnya dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI dengan Kapolda Sulteng dan Polres Palu, di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (27/9/2024).
Baca Juga: Menhan Prabowo Hadiri Rapat Kerja Bersama Komisi I DPR RI
Ia menyampaikan berita acara kematian yang diberikan Polresta Palu yang menyebutkan bahwa diagnosa kematian diakibatkan sakit asam lambung, demam tinggi, dan sesak napas. “Setiap tahanan itu merupakan tanggung jawab negara sehingga setiap tahanan yang meninggal keluarga wajib disampaikan hak-haknya yang didapatkan”, ungkapnya.
Sebelumnya keluarga menduga Bayu meninggal dunia akibat penganiayaan yang terjadi selama berada di dalam sel tahanan. Sebab, pada tubuh korban ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada hal tersebut.
Bayu Adhitiawan ditahan Polresta Palu pada 2 September 2024. Ia dinyatakan meninggal dunia pada 13 September 2024. Bayu meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara Palu. (dpr ri)