Dirjen PDSPKP, Budi Sulistiyo memulai gerilya protein ikan di Yogyakarta. (Foto: KKP RI)
Yogyakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman KKP RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan ikan sebagai salah satu sumber protein dalam program makanan bergizi. Sebagai langkah awal, dengan gerilya di provinsi dengan asupan protein ikan terendah.
“Kita memilih rute gerilya protein ikan di dua provinsi dengan asupan protein ikan terendah dengan harapan kegiatan yang kami lakukan bisa menjadi pengingat semua pemangku kepentingan,” terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo.
Sebagai langkah strategis, KKP memulai gerilya protein ikan di Yogyakarta mengingat data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2023, asupan protein ikan di wilayah ini baru 4,07 gram/kapita/hari.
“Kita mulai dari Yogyakarta, karena dari 13,4 gram asupan protein hewani provinsi ini, yang dari ikan hanya 4,06 gram,” ujar Budi Sulistiyo.
Dalam kampanye bertajuk “Protein Ikan untuk Generasi Emas” yang berlangsung pada Minggu-Senin, 6-7 Oktober di kawasan Alun-Alun Selatan, Yogyakarta, KKP mendistribusikan 5,5 ton ikan beku dan olahan. Selain itu, terdapat bazar UMKM yang melibatkan 36 unit pengolah ikan (UPI) Yogyakarta serta demo masak jajanan berbahan tambahan hidrolisat protein ikan (HPI) guna mendekatkan ikan maupun produk perikanan ke masyarakat. Termasuk juga demo slicing tuna mengingat tahun 2024 telah dicanangkan sebagai tahun tuna.
Baca Juga: KKP Siap Gelar Forum Perencanaan Ruang Laut Tingkat Dunia Pertama di Asia
“Kami ingin mengingatkan publik bahwa kita negara maritim punya modal besar untuk merdeka protein dan tentu saja sumber protein yang paling dekat dengan kita adalah ikan,” jelas Budi.
Budi mengatakan, saat ini asupan protein masyarakat Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Data BPS 2023 menyebutkan konsumsi protein Indonesia baru mencapai 62,3 gram per kapita, jauh di bawah Vietnam yang sudah mencapai 94 gram.
“Kami melihat program makanan bergizi gratis bisa menjadi momentum untuk mengejar ketertinggalan tersebut,” tuturnya.
Senada, perwakilan keraton KPH Purbodiningrat mengungkapkan program makanan bergizi dengan ikan merupakan momentum penting menuju Indonesia yang sehat dan tangguh. Karenanya, dia mengingatkan perlunya strategi gastronomi hasil laut agar bukan sekadar kampanye untuk makan ikan, tetapi juga bagaimana mengolah hasil laut dengan tepat agar nutrisinya tidak hilang.
“Pengolahan yang bijak dan sesuai kaidah gastronomi, memastikan setiap sajian ikan yang kita konsumsi tetap kaya akan gizi, vitamin, dan mineral, yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi kita,” tutur Purbodiningrat.
Baca Juga: KKP Amankan 2 Ton Ikan Impor Ilegal Asal Malaysia di Nunukan
Sebagai informasi, setelah Yogyakarta, gerilya protein ikan KKP akan menyasar Sragen dan Solo pada 12-13 Oktober 2024. Kedua wilayah tersebut dipilih lantaran asupan protein ikan di Jawa Tengah masih berada di angka 5,18 gram/kapita/hari.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan pentingnya menjadikan ikan sebagai lauk pauk utama dalam program makan bergizi gratis. Trenggono memaparkan alasan di balik pemilihan ikan sebagai menu utama.
Menurut Trenggono, ikan mengandung protein yang lengkap serta Omega 3, yang sangat baik untuk meningkatkan kecerdasan anak dan mencegah stunting. Kandungan gizi yang tinggi dalam ikan menjadikannya pilihan yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.***