Blitar, serayunusantara.com – Di tengah Kota Blitar, tepatnya di Jalan Sudanco Supriyadi, berdiri megah Taman Makam Pahlawan (TMP) Raden Wijaya.
Kawasan ini menjadi tempat peristirahatan terakhir para pahlawan yang telah berjasa bagi bangsa sekaligus simbol penghormatan dan edukasi sejarah bagi masyarakat Blitar.
TMP Raden Wijaya dibangun sebagai bentuk penghargaan terhadap para pejuang kemerdekaan dan keluarga veteran.
Di area ini juga berdiri Monumen Potlot, penanda peristiwa penting pengibaran bendera Merah Putih oleh Sudanco Parto Hardjono pada 14 Februari 1945 — sebuah momentum heroik yang terjadi sebelum Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaan.
Selain itu, kawasan TMP Raden Wijaya juga berhadapan langsung dengan Monumen PETA yang dulunya merupakan markas besar Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di masa pendudukan Jepang.
Baca Juga: Kebon Rojo, Ruang Hijau Bersejarah yang Tetap Jadi Favorit Warga Blitar
Kedua situs tersebut menjadikan wilayah ini sebagai salah satu pusat sejarah perjuangan nasional yang khas di Blitar.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kota Blitar bersama TNI-Polri terus melakukan pembenahan dan revitalisasi TMP Raden Wijaya.
Upacara ziarah, tabur bunga, hingga kegiatan kebersihan rutin digelar di lokasi ini, termasuk pada peringatan HUT TNI tahun 2025 yang dihadiri langsung oleh jajaran Forkopimda.
Rencana ke depan, pemerintah setempat akan menjadikan kawasan ini sebagai pusat edukasi sejarah yang lebih terbuka untuk pelajar dan masyarakat umum.
Salah satu langkahnya adalah pengembangan Museum PETA yang direncanakan berdiri di area depan kompleks makam.
Roni, salah satu warga yang rutin berziarah ke TMP Raden Wijaya, menyampaikan kesannya terhadap tempat ini.
“Setiap datang ke sini, rasanya selalu haru. Kita diingatkan kembali pada perjuangan mereka yang membuat kita bisa menikmati kemerdekaan hari ini,” ujarnya.
Kini, TMP Raden Wijaya tidak hanya menjadi lokasi penghormatan bagi para pahlawan, tetapi juga ruang refleksi dan pembelajaran bagi generasi muda Blitar.
Dengan suasana tenang dan terawat, tempat ini terus menjadi bagian penting dari identitas Blitar sebagai Kota Pahlawan. (Serayu)







