Surabaya, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkot Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan intervensi kepada pasangan keluarga Choirul Anam (36) dan Yunita Puji Lestari (36). Intervensi diberikan karena empat dari enam anak keluarga tersebut, enggan sekolah lantaran kurangnya motivasi dan semangat dukungan dari orang tua.
Diketahui, pasangan keluarga Choirul-Yunita memiliki enam orang anak. Keenam anaknya itu adalah FRP (18) putus SMP, RDF (16) putus SD, RK (12) putus SD, MZ (10) belum SD hanya TK, NCN (6) mendaftar SD tahun ini dan RAA (1).
Mendapat informasi tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani mendatangi langsung rumah keluarga Choirul-Yuyun di Jalan Bulak Rukem Timur II No 14-B Surabaya, Rabu (14/6/2023).
Datang bersama sejumlah pejabat pemkot, Wali Kota Eri memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak Choirul agar mereka mau kembali sekolah. “Jadi sebenarnya anak ini sudah sekolah, di sekolah terbuka, tapi ketika pandemi dia putus sekolah lagi. Jadi saya sampaikan harus sekolah lagi, nanti saya pantau sendiri,” kata Wali Kota Eri di sela kunjungannya.
Wali Kota Eri mengaku bersyukur, karena melalui informasi yang disampaikan oleh tetangga, RT/RW hingga Kader Surabaya Hebat (KSH), pemkot bisa memberikan intervensi kepada keluarga Choirul. “Saya juga matur nuwun (terima kasih) dengan KSH dan semua tetangga yang menyampaikan informasi kepada kami, sehingga kami bisa tindaklanjuti,” ujar dia.
Selain memberikan motivasi kepada anak-anak Choirul, Wali Kota Eri juga meminta keluarga itu supaya mengikuti program KB (Keluarga Berencana). Apalagi, saat ini istri dari Choirul kembali mengandung anaknya yang ketujuh.
“Saya juga bilang sama bapaknya, wes mandek-mandek (berhenti), ayo melok (ikut) KB. Ini mau ada tujuh (anak). Jadi ibunya juga steril,” kata Cak Eri, sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
“Ini mengajarkan kepada warga Surabaya, jangan banyak-banyak anak. Memang banyak anak banyak rezeki, tapi kalau tidak bisa menyekolahkan terus gimana nanti kalau besar,” sambungnya.
Namun begitu, dengan kekuatan RT/RW dan KSH, Cak Eri meyakini, keempat anak keluarga Choirul, mau kembali mengenyam pendidikan sekolah. Apalagi, kata dia, para tetangga juga memberikan support penuh kepada anak-anak Choirul agar semangat sekolah.
“Kekuatan kita adalah kekuatan tetangga, tetangga ketika jadi satu saling guyub itu menjadi penguat, bukan malah membully, menjatuhkan. Jadi semuanya akan sekolah lagi, sampai saya minta minimal lulus SMA,” jelasnya.
Baca Juga: Saat Warga Surabaya Mencari Hiburan dengan Nonton Konser Ndarboy Genk dan Finalis Band Pelajar
Selain memberikan support kepada anak-anak Choirul, dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri juga memberikan sejumlah bantuan. Di antaranya, 2 unit sepeda angin, lemari plastik 1 buah, kasur 2 buah, bantal 2 buah, guling 2 buah, 2 paket sembako hingga beras 25 Kg 2 buah.
“Sepeda buat anaknya sekolah, kasur biar tidak lagi tidur di lantai dan pekerjaan untuk bapaknya. Kalau anaknya biar sekolah dulu,” katanya.
Tak hanya itu, kondisi rumah keluarga Choirul juga menjadi perhatian serius Wali Kota Eri Cahyadi. Karenanya, ia meminta Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Serta Pertanahan (DPRKPP) untuk melakukan perbaikan rumah keluarga tersebut.
“Makanya nanti Cipta Karya (DPRKPP) biar ke sini, dicek. Yang penting cahaya masuk, sirkulasi udara bagus, lampunya ditata, dan kamar mandi diperbaiki,” ungkap dia.
Meski demikian, Cak Eri memastikan, selama ini Pemkot Surabaya telah memberikan intervensi kepada keluarga tersebut. Akan tetapi, karena kurangnya peran dukungan dari orang tua, sehingga anak-anak mereka enggan sekolah. “Selama ini ada intervensi, tapi keluarganya tidak memberikan semangat. Anaknya tidak sekolah, dibiarkan. Ini berarti mengedukasi keluarga,” pungkasnya. (*)