Peci Goni Warga Pohjentrek Laris Jadi Souvenir Haji

Pembuatan peci kain goni (Foto: Pemkab Pasuruan)

Kabupaten Pasuruan, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkab Pasuruan, Musim haji tahun ini, peci kain goni karya pengrajin asal Desa Sungi Wetan, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan jadi primadona.

Ya, peci kain goni ini adalah karya Bambang Hariyanto. Hasil tangannya makin laris usai dibeli Menparekraf, Sandiaga Uno ketika pameran UMKM yang digelar di Pendopo Kabupaten Pasuruan pada April 2023 lalu.

Saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Pohjentrek, Minggu (18/6/2023) kemarin, Bambang bercerita seputar perkembangan usahanya. Menurutnya, kenaikan penjualan peci khas ini terjadi saat musim haji seperti sekarang.

Bahkan, kenaikannya mencapai dua kali lipat. Dimana kalau biasanya sebulan antara 10 sampai 20 kodi, kini bisa tembus sampai 50 kodi.

Baca Juga: Saat Kepala Daerah se-Wilayah Jatim 4 Sinergi Lakukan Percepatan TLRHP BPK

“Rata-rata 10 sampai 20 kodi. Tapi musim haji ini sampai 50 kodi, saya sangat tidak menyangkanya,” katanya.

Diungkapkannya, peci goni yang ia buat laris manis diburu untuk dijadikan souvenir haji. Ia tak menyangka selaris ini, lantaran ide membuat peci goni ini baru dibuat sejak bulan Mei 2023 lalu tepat saat bulan puasa.

“Saya iseng saja. Karena saya lihat kain sejenis goni tersebut punya motif seperti rajutan yang unik. Kualitas bahannya juga lebih bagis dari kain goni biasa, nanun tetap tahan lama dan tidak mudah rusak,” jelasnya.

Untuk membuatnya, Bambang mengaku relatif gampang. Lantaran hanya perlu memotong kain sejenis goni sesuai cetakan. Lalu menjahitnya di pelapis fiber dengan rapi.

Baca Juga: Perluas Jejaring Kemitraan Agribisnis, Pemkab Pasuruan Berangkatkan Peserta PENAS XVI Petani-Nelayan

Harga jual yang ditawarkan pun sangat terjangkau. Untuk harga ecer satu peci goni dibanderol dengan harga mulai Rp 40 ribu. Sementara untuk satu kodinya dijual Rp 300 ribu.

Pasar penjualannya juga sudah menembus pasar nasional.

“Kalsu rutin itu ke daerah sekitar jatim, seperti Surabaya dan Malang. Tapi paling jauh pernah kirim sampai ke Banten, Aceh, sampai Batam,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *