Blitar, serayunusantara.com — Bawang putih merupakan salah satu bumbu dapur esensial yang memiliki permintaan pasar tinggi.
Meskipun identik dengan dataran tinggi, budidaya bawang putih juga dapat dilakukan di dataran rendah atau pekarangan rumah dengan trik yang tepat.
Pertama, pilih bibit dari umbi yang berkualitas dan segar. Gunakan siung bawang putih berukuran besar dan pastikan umbi tersebut bebas dari penyakit.
Tanam siung bawang dengan posisi ujung runcing menghadap ke atas dan jangan terlalu dalam agar pertumbuhan tunas tidak terhambat.
Kedua, perhatikan media tanam yang gembur dan bersuhu sejuk. Bawang putih memerlukan tanah yang kaya bahan organik dan memiliki drainase yang sangat baik.
Baca Juga: Manfaat Bawang Putih: Bumbu Dapur yang Jadi “Obat Alami”
Untuk menyiasati suhu di dataran rendah, penanaman bisa dilakukan di musim kemarau menjelang hujan atau di tempat yang mendapat naungan parsial di siang hari.
Ketiga, lakukan pengairan secara konsisten dan beri pupuk berkalium.
Bawang putih membutuhkan air yang cukup selama fase pertumbuhan awal, namun harus dikurangi saat menjelang masa panen (sekitar 1-2 minggu sebelum panen) untuk mempercepat pengeringan umbi.
Penggunaan pupuk kalium sangat penting untuk memperbesar ukuran umbi.
Seorang penyuluh pertanian di Blitar, Bapak Joni (52), menekankan pentingnya manajemen air.
Menurutnya, kunci utama bawang putih adalah jangan sampai tergenang air.
“Air berlebih pasti menyebabkan busuk umbi. Jika ditanam di pot, pastikan lubang drainase benar-benar lancar,” ujar Bapak Joni. (Fis/Serayu)













