APBN Jatim Capai 37,89% di Mei 2025: Ekonomi Kuat, Petani Makin Berkembang

Jatim, serayunusantara.com — Kinerja keuangan dan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terus menunjukkan tren positif di paruh pertama 2025. Dudung Rudi Hendratna, perwakilan Kementerian Keuangan di Jatim, menyatakan bahwa realisasi belanja APBN provinsi ini hingga Mei 2025 telah menembus Rp38,06 triliun, atau 37,89% dari total anggaran tahunan.

Angka ini mencerminkan efisiensi penyerapan anggaran dan ketahanan fiskal Jatim di tengah fluktuasi ekonomi global maupun nasional.

Pertumbuhan Ekonomi Jatim Tetap Kokoh

Ekonomi Jatim tumbuh stabil sebesar 5,00% (year-on-year) pada Triwulan I-2025, berkontribusi 25,11% terhadap PDRB Pulau Jawa—terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Dudung menjelaskan, pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi domestik yang kuat, inflasi terkendali, dan penyerapan tenaga kerja yang mendorong aktivitas ekonomi.

Inflasi Terendah se-Jawa, Harga Pangan Turun

Inflasi Jatim per Mei 2025 hanya 1,22% (yoy), lebih rendah dari rata-rata nasional (1,60%). Provinsi ini pun dinobatkan sebagai wilayah dengan stabilitas harga terbaik di Jawa, berkat panen melimpah yang menekan harga pangan.

Baca Juga: Semua Jemaah Haji Kloter SUB-33 Selamat dari Ancaman Bom, Penerbangan Dialihkan ke Medan

“Deflasi terjadi karena stok bahan pokok berlimpah pasca panen raya, sehingga daya beli masyarakat meningkat,” jelas Dudung. Sektor pertanian, terutama beras dan hortikultura, menjadi penyumbang utama penurunan inflasi.

Ekspor Naik, Manufaktur Menggeliat

Nilai ekspor Jatim pada April 2025 mencapai US$2,18 miliar, didominasi oleh industri pengolahan (91,15%). Tujuan utama ekspor non-migas meliputi AS, Tiongkok, dan Jepang.

Sementara itu, impor bahan baku dan penolong (84,77% dari total US$9,68 miliar) menunjukkan geliat sektor manufaktur yang terus tumbuh. Negara pemasok utama adalah Tiongkok, AS, dan Jerman.

Kesejahteraan Petani Meningkat

Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim pada Mei 2025 mencapai 109,38, menandakan pendapatan petani lebih tinggi daripada biaya produksi. “Sebagai lumbung pangan nasional, produktivitas pertanian Jatim terjaga, dan kesejahteraan petani terus membaik,” ujar Dudung.

Baca Juga: DPRD Jatim Minta Pemerintah Bertindak Selamatkan Operasional Bandara Dhoho Kediri

Kolaborasi Pusat-Daerah Jadi Kunci

Keberhasilan ini tak lepas dari sinergi pemerintah pusat dan daerah, termasuk optimalisasi program prioritas dan pengelolaan anggaran yang transparan. Dudung menegaskan komitmen Kemenkeu untuk mempertahankan kinerja fiskal yang akuntabel dan berorientasi hasil. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *