Wakil Bupati Blitar, Rahmat Santoso didaulat mengenakan seragam aktivis Bleduk Kelud, saat hadiri acara konsolidasi gerakan aktifis GPI di Wonodadi, Kabupaten Blitar. (foto: IST)
Blitar, serayunusanatara.com – Gerakan Pembaharuan Indonesia (GPI), salah satu organisasi kemasyarakatan membangun kekuatan sinergitas, Sabtu (17/12/2022).
Salah satu lembaga pergerakan masyarakat yang dikomandoi Joko Prasetyo, tidak banyak yang tahu kiprah dan pengabdianya selama ini. Meski yang dikenal masyarakat hanya menyuarakan aksi demo, dibalik itu, GPI sebagai garda di depan lakukan bhakti sosial di masyarakat, terutama wilayah bencana.
Beberapa kelompok kekuatan organisasi di bawah panji-panji GPI diantaranya, Bleduk Kelud. Mereka yang berjuang mempertahankan teritorial sejengkal wilayah Kabupaten Blitar diusik.
Kongkritnya, saat Gunung Kelud dicaplok Pemkab Kediri, gerakan Bleduk Kelud melakukan aksi hingga ke Jakarta perjuangkan untuk mempertahankannya.
Baca Juga: Festival Kresnayana IX, Sarana Pemkab Blitar Kenalkan Budaya ke Masyarakat
Sementara itu, uniknya acara konsolidasi gerakan masyarakat ini dihadiri Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso.
Orang nomor dua di Pemkab Blitar, meski kebijakannya sering diprotes dan didemo GPI, Rahmat Santoso tetap datang dan mengapresiasi, semua perjuangam bleduk Kelud.
“Kami selalu mengedepankan kepentingan masyarakat. Seperti yang diperjuangkan gerakan Bleduk Kelud selama ini. Karena selama ini, gerakan GPI dan seluruh komponen kekuatannya, memerjuangkan kebenaran. Untuk itu, kritik yang konstruktif sangat kami harapkan demi kemajuan pemerintah Kabupaten Blitar,” puji Pakde Rahmat sapaan akrabnya.
Sedangkan, acara bangun kekuatan sinergitas GPI, dihadiri para aktifis Bledug Kelud, Kediri, Tulungagung, Ponorogo dan Laskar Bleduk Kelud Ronggo Lawe Tuban.
Dibawah panji GPI, mereka siap pejuangkan hak rakyat tertindas. Para kaum buruh, petani. Bahkan mereka selalu memerjuangkan dan mengawal kebijakan pembangunan pemerintahan yang adil dan benar.
“Meski rekan-rekan telah perjuangkan masyarakat, bhakti sosial di berbagai lokasi bencana. Contoh di Pacitan dan Ponorogo sebagai relawan, kita berjuangan dengan biaya mandiri. Membantu saudara kita yang sakit tidak ada biaya, anak sekolah tidak mampu, kita tegaskan tidak pernah meminta bantuan Pemkab Blitar,” ujar Joko Prasetya disambut tepuk tangan ratusan massa.
Bagi GPI tidak perduli dari masyarakat atau lembaga profesi apapun, yang mengalami ketidakadilan, proses hukum, selalu konsisten memperjuangkan tanpa pamrih
“Kami sadar, sebagian masyarakat tahunya perjuangan kami hanya demo. Namun faktanya, kami selalu berjuang didepan membela rakyat yang tertindas, melakukan bhakti sosial dengan biaya mandiri. Bahkan soal masyarakat kecil yang diuber-uber debtcollector karena tunggakan kredit motor, kitapun harus membela. Ini komitmen kami bersama seluruh teman-teman seperjuangan kami,” lanjut Joko.
Kepedulian perjuangan GPI, yang telah mengawal program kebijakan Pemkab demi kesejahteraan masyarakat, tanpa mengharapkan imbalan penghargaan.
“Karena setiap kebijakan penguasa yang berpotensi rugikan rakyat apalagi indikasi rugikan keuangan negara, kami akan demo hingga ada solusi dan penyelesaian,” imbuhnya.(pra/zan/ruf)