Benarkah Ritual Esek-esek di Gunung Bolo Tulungagung Bisa Bikin Kaya

Gunung Bolo Tulungagung (Foto: IST)

Tulungagung, serayunusantara.com Melansir dari Hallo.id, Dimasa sulit sekarang ini banyak sekali orang susah mencari pekerjaan untuk menyambung hidup. Apalagi ditambah naiknya BBM yang naik, sehingga harga kebutuhan pokokpun juga naik.

Sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang muncul secara naluri dan sangat diperlukan manusia untuk mempertahankan kehidupan, untuk kepuasan jasmani maupun kepuasan rohani.

Intensitas kebutuhan manusia terbagi menjadi tiga jenis yakni kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang berkaitan dengan mempertahankan hidup secara layak seperti, sandang, pangan dan papan.

Kebutuhan sekunder adalah suatu keperluan yang tingkat prioritasnya berada di bawah kebutuhan pokok atau primer seperti, hiburan, kendaraan pribadi, dan smartphone dan lain-lain.

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan mewah dan mampu menjadi pelengkap kehidupan manusia seperti, mobil mewah, barang branded, perhiasan, dan lain sebagainya.

Dua kebutuhan primer dan sekunder ini membuat orang cenderung berpikiran instan dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Banyak orang kerena kurang iman akhirnya mencari pesugian.

Baca Juga: Kemilau Raya dari SDN Plosokerep Blitar, Cara Kuatkan Pelajar Pancasila 

Seperti halnya di Tulungagung, Jawa Timur ada tempat ritual khusus pesugian. Makam kuno yang terletak di Bukit Bolo, Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ini dipercaya bila pengin cepat kaya pemujanya harus berhubungan badan atau istilahnya sekarang bermantap-mantap.

Menurut cerita, tempat ini memiliki tuah gaib yang bisa membantu pemujanya untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak wajar.

Dari penelusuran dari berbagai sumber, pada malam hari banyak orang yang berkunjung ke makam tersebut dengan tujuan bermacam-macam. Ada yang berziarah, ada yang ingin daganganya lancar dan ada yang terang-terangan untuk mencari pesugihan.

Saat ritual pesugian ada persyaratan khusus atau ubo rampe yang harus dibawa dari rumah. Semua uborampe dikendurikan di makam Roro Kembangsore tersebut yang terletak di Gunung Bolo tersebut.

Dalam ritual tersebut, bila permintaannya ingin lekas tercapai, maka harus melakukan hubungan seks dengan lawan jenis.

Entah benar atau salah ritual tersebut tergantung pada keimanan masing-masing dalam menyingkapi sesuatu. Manusia harus mengendalikan nafsunya, seseorang yang terlalu mengikuti hawa nafsu akan berakhir dengan merugi dan bahkan celaka.

Seperti sabda Rasulullah SAW: “Musuhmu yang paling besar adalah nafsumu sendiri yang berada di antara dua lambungmu.”

Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surah An-Nisa 4:136 yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Alquran) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya.”

Orang yang bertaqwa seharusnya mampu mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai tantangan atau problem yang selalu datang.

Kita harus mampu mengendalikan diri manakala menghadapi masalah atau tantangan tidak tampak emosional, tidak berpikir subyektif dan irrasional.

Jadi perbuatan yang menyimpang dari keimanan dapat disimpulkan bahwa orang beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu. Kepercayaan itu mendorong seseorang untuk berucap sesuai dengan keyakinan.

Intinya tetap berjuang dan jangan mudah menyerah ketika mengarungi kehidupan, selalu ihtiar dan tawakal kepada Allah SWT. (tono/ruf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *