Serayunusantara.com – Blitar adalah salah satu daerah yang terletak di provinsi jawa timur. Terdapat daerah kota dan kabupaten yang kemudian sering disebut sebagai Blitar Raya. Jika ngomongin soal Blitar, pasti tidak jauh-jauh dari makam Bung Karno.
Presiden pertama RI ini juga menetap di Blitar sewaktu ia masih kecil hingga remaja. Kediamannya berada di Jalan Sultan Agung No 59, Sananwetan, Kota Blitar, kini menjadi tempat wisata sejarah yang diberi nama Istana Gebang.
Mengapa Blitar hanya terkenal sebagai Bumi Bung Karno? Apakah karena pemakaman sang proklamator terdapat di Blitar?
Padahal jika kita telusuri lebih jauh, masih banyak loh destinasi wisata sejarah lain yang menarik untuk dikunjungi! Mulai dari monumen hingga bangunan peninggalan zaman Kerajaan dan kolonial. Berikut ini beberapa wisata sejarah yang dapat disinggahi ketika anda berkunjung ke Blitar.
1. Kebun Kopi Karanganjar
Kebun Kopi Karanganjar, sejarah peninggalan kolonial Belanda yang berupa bangunan dan pekarangan kebun dengan tanaman pohon kopi. Berlokasi di Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
Perkebunan ini dibangun di lereng Gunung Kelud pada tahun 1874 dan dikelola oleh pihak Belanda. Diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1957 setelah Indonesia merdeka. Wisata ini sering digunakan untuk kegiatan studi banding oleh siswa hingga mahasiswa.
Nuansa khas Belanda masih sangat kental pada tempat ini, sebab bangunan dari zaman penjajahan Belanda masih dipertahankan dan dirawat dengan baik. Arsitektur yang bergaya Eropa ini membuat kita seperti berkunjung langsung ke negara yang dijuluki Kincir angin tersebut. Pepohonan yang rimbun dan tumbuhan bunga menjadikan lingkungan semakin sejuk dan asri.
2. Monumen PETA
Monumen ini adalah tugu yang dibangun untuk mengenang pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) yang dipimpin oleh Shodanco Supriyadi pada 14 Februari 1945. Terletak di Jalan Sudanco Supriyadi, Kota Blitar. Monumen ini berhadapan dengan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Blitar.
Pemberontakan PETA merupakan usaha rakyat Indonesia khususnya Jawa, dalam melawan penjajah Jepang. Menurut beberapa sumber, Pahlawan nasional Supriadi dihilangkan oleh penjajah Jepang di Blitar. Gerakan ini adalah salah satu bentuk perjuangan para pahlawan nasional dalam merebut kemerdekaan.
3. Candi Penataran
Candi Palah atau sering dijuluki Candi Penataran terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi ini berada di bawah lereng gunung Kelud. Kompleks candi Penataran dibangun secara bertahap sejak masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri, hingga masa Kepemimpinan Majapahit.
Kompleks candi ini merupakan candi Hindu Siwa terbesar yang ada di Jawa Timur, biasanya digunakan untuk ritual keagamaan Umat Hindu. Tempat bersejarah ini disebutkan dalam kitab Nagarakretagama sebagai tempat suci yang dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk.
Di area candi terdapat batu besar yang berisikan prasasti peninggalan Kerajaan Kediri. Di sisi paling belakang terdapat kolam yang konon digunakan sebagai tempat menyucikan diri sebelum beribadah di Candi Palah.
4. Candi Sawentar
Terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Candi Sawentar adalah bangunan bersejarah dari era Majapahit. Candi ini diperkirakan dibangun sejak abad ke-13. Candi ini memiliki corak yang sama dengan candi peninggalan Hindu Siwa lainnya. Biasanya digunakan untuk ibadah bagi umat Hindu.
Keunikan dari candi ini terletak pada struktur bangunan yang sebelumnya terkubur di bawah abu vulkanik letusan gunung kelud. Mulai dibugarkan kembali antara tahun 1915 sampai 1920.
Sampai saat ini, Candi Sawentar masih dirawat dengan baik. Perkarangannya di tanami rumput hijau dan beberapa bunga yang membuat suasana semakin nyaman ketika kita berkunjung kesana.
5. nDalem Sukarni
Soekarni Kartodiwirjo adalah salah satu pahlawan yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Salah satu dari tokoh yang memiliki peran penting dalam peristiwa Rengasdengklok.
Dalem Sukarni merupakan rumah kelahiran Soekarni yang berada di Kelurahan Sumberdien, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Lahir pada 19 Juli 1916.
Bangunan ini bergaya limasan dengan corak batu pada bagian dinding bawah, membuat suasana hangat pada zamannya masih terasa. Dalem Sukarni dirawat dengan baik dan sedikit renovasi yang dilakukan, sehingga kita seperti dibawa kembali pada masa kolonial Belanda.
Setiap ruangan dijaga kebersihanya dan tata ruangnya masih dipertahankan sampai saat ini.
Apakah kalian semakin tertarik untuk menjelajahi Blitar? Masih banyak lagi destinasi wisata lain yang dapat dikunjungi, mulai dari wisata sejarah hingga alam yang tidak kalah seru untuk didatangi. Tunggu apa lagi! Ayo ke Blitar!
Editor: Reyda Hafis/Serayu.
Penulis: Fufut Shokibul B.













