Blitar, serayunusantara.com — Julukan “Kota Patria” yang melekat pada Kota Blitar terus menguat seiring berbagai upaya pemerintah daerah dalam menjaga warisan sejarah sekaligus mendorong pembangunan modern.
Dengan luas wilayah sekitar 32,57 km² dan jumlah penduduk lebih dari 160 ribu jiwa, Kota Blitar kini tumbuh sebagai pusat aktivitas sejarah, budaya, dan pemerintahan di wilayah selatan Jawa Timur.
Sebutan “Patria” merujuk pada sosok Bung Karno, Presiden pertama Indonesia, yang dimakamkan di kota ini. Kompleks Makam Bung Karno, museum, serta situs-situs perjuangan menjadi magnet wisata sekaligus simbol identitas Kota Blitar sebagai daerah yang sarat nilai patriotisme.
Kawasan ini juga menjadi pusat kunjungan ziarah dari berbagai daerah di Indonesia.
Pemerintah kota terus melakukan penataan pada kawasan wisata sejarah, ruang publik, serta koridor kota untuk memperkuat citra Blitar sebagai daerah yang bersih, tertib, dan ramah pengunjung.
Baca Juga: Pesona Makam Bung Karno, Destinasi Wisata Sejarah yang Selalu Ramai di Kota Blitar
Peningkatan fasilitas wisata dan aksesibilitas menjadi fokus agar Blitar tidak hanya dikenal sebagai kota sejarah, tetapi juga destinasi yang nyaman untuk dikunjungi.
Di sektor pemerintahan dan ekonomi, Kota Blitar pernah tercatat sebagai salah satu daerah dengan tata kelola yang baik, termasuk dalam hal kemudahan layanan publik dan infrastruktur.
Capaian tersebut semakin menguatkan karakter Blitar sebagai kota yang modern tanpa meninggalkan akar sejarahnya.
Dengan perpaduan nilai patriotisme, peningkatan layanan publik, dan pengembangan pariwisata yang terus berjalan, Kota Blitar semakin mantap menampilkan identitasnya sebagai “Kota Patria” — sebuah kota yang memadukan sejarah bangsa dan dinamika pembangunan masa kini. (Serayu)












