Tulungagung, serayunusantara.com – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tulungagung menggelar Evaluasi Pelaksanaan Fasilitasi Intervensi Sumber Daya Pembangunan Desa dengan pendekatan berbeda.
Kegiatan yang dikemas untuk peningkatan kualitas Program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) ini dipadukan dengan pelatihan seni decoupage sebagai bentuk penguatan ketahanan masyarakat melalui kreativitas dan pemberdayaan ekonomi.
Kegiatan berlangsung di Barn Meeting and Convention Hall Tulungagung, diikuti 30 peserta dari unsur perangkat desa, PKK, Karang Taruna, dan tokoh masyarakat.
Kepala BNN Kabupaten Tulungagung Rose Iptriwulandhani menegaskan bahwa ancaman narkoba sudah berkembang menjadi krisis multidimensi yang berdampak pada kesehatan, ekonomi, dan stabilitas nasional. Desa saat ini turut menjadi sasaran peredaran gelap narkoba.
“Narkoba bukan lagi sekadar persoalan kriminal, melainkan krisis yang mempengaruhi kesehatan, ekonomi, dan stabilitas nasional. Desa harus menjadi benteng pertahanan pertama,” tegas Rose, menyinggung kasus penemuan 2 ton sabu sebagai bukti ancaman transnasional yang terorganisir.
Baca Juga: Kapolda Jatim Lakukan Kunjungan Kerja ke Polres Tulungagung, Apa yang Dilakukan?
Dalam kegiatan ini, peserta juga mengisi Kuesioner Indeks Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Narkoba (IKOTAN) 2025 sebagai instrumen pemetaan kesiapsiagaan wilayah berbasis data.
Inovasi utama dalam kegiatan evaluasi Desa Bersinar tahun ini adalah Pelatihan Seni Decoupage. Peserta belajar mengubah botol kaca bekas dan material kayu menjadi produk dekoratif bernilai jual. Pelatihan difasilitasi narasumber dari Rotary Club of Batu, Ir. Mieke Lestari Dewi dan Nurul Faridah.
Pendekatan kreatif ini dinilai strategis karena mudah dipelajari, berbiaya rendah, sekaligus menjawab persoalan lingkungan. Produk decoupage juga dapat dijadikan media kampanye anti narkoba melalui pesan visual edukatif.
“Ketika limbah bisa berubah menjadi karya seni yang bernilai, maka masyarakat telah menjadi bagian dari upaya penyelamatan lingkungan sekaligus peningkatan kesejahteraan,” ujar Ir. Mieke Lestari Dewi.
Kepala Bidang Sosial, Budaya, dan Partisipasi Masyarakat DPMD Kabupaten Tulungagung, Dian Naufalia, menekankan pentingnya memasukkan program pencegahan narkoba ke dalam tata kelola desa secara menyeluruh.
Ia menyebut peran BUMDes, PKK, dan Karang Taruna sebagai unsur penting dalam menguatkan ketahanan sosial masyarakat.
Melalui sinergi antara DPMD, BNNK, dan Rotary Club, kegiatan evaluasi ini membuktikan bahwa pencegahan narkoba bisa bergerak lebih efektif dengan kolaborasi lintas sektor dan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Desa Rejoagung, yang menjadi fokus evaluasi tahun ini, dinilai BNNK memiliki potensi kuat untuk menjadi contoh nasional dalam membangun lingkungan desa yang sehat, tangguh, dan produktif sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia. (serayu)











