BP Batam Gandeng DPR RI Gelar Seminar Peningkatan Ekonomi Nasional 

Seminar Peningkatan Ekonomi Nasional di Hall Meeting Room Hotel Ilhami Blitar, Jumat (24/11/2023). (Dok. BP Batam)

Blitar, serayunusantara.com – Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi VI menggelar seminar sebagai upaya peningkatan ekonomi nasional di Hall Meeting Room Hotel Ilhami Blitar, Jumat (24/11/2023).

Dalam seminar ini dihadiri oleh Pengurus BP Batam, Sofyan. Hadir pula secara virtual, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji, dan Wakil Kepala PB Batam Purwiyanto.

Kegiatan itu diikuti peserta dari elemen masyarakat Kabupaten Blitar. Mereka berasal dari Kecamatan Srengat dan Ponggok. Tema yang diusung dalam seminar tersebut ialah “Membangun Semangat Ekspor Untuk Peningkatan Ekonomi Nasional: Kemudahan Investasi di Batam”.

Kegiatan ini dilaksanakan antara lain untuk mengenalkan Batam sebagai kawasan industri yang berorientasi ekspor, baik secara infrastruktur maupun kebijakan kepada masyarakat Kabupaten Blitar.

Selain itu, juga menginformasikan kondisi perkembangan dan pembangunan Batam saat ini. Termasuk menyampaikan mengenai kebijakan serta fasilitas yang ada di Batam dalam rangka mendukung iklim investasi.

Dalam sambutannya, Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto melalui virtual, menjelaskan mengenai letak Pulau Batam yang sangat strategis, berada di antara negara Singapura dan Malaysia, yang dipisahkan oleh Selat Malaka. Saat ini Batam telah berkembang sebagai daerah industri perkapalan, perdagangan dan pariwisata secara progresif.

“Pemerintah Pusat telah mengeluarkan kebijakan mengenai kelembagaan dan kebijakan strategis pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun atau BBK. Untuk meningkatkan ekosistem investasi, pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja serta peningkatan daya saing kawasan,” katanya.

Baca Juga: Anggota DPR RI Kutuk Aksi KKB Tewaskan Tiga Warga Sipil

Purwiyanto juga menjelaskan mengenai perkembangan dan pembangunan fasilitas di Kota Batam. Termasuk iklim investasi dan infrastruktur yang memadai. Tahun 2022, Batam juga berhasil menciptakan surplus perdagangan yang didukung oleh nilai ekspor yang besar, di mana memberikan kontribusi sebesar 79 persen terhadap eskpor Kepulauan Riau tahun 2022.

“Hal tersebut tentunya diperoleh dari langkah-langkah strategis BP Batam, dukungan dan peran pelaku usaha dan masyarakat dalam mewujudkan kondusivitas iklim berusaha di Kota Batam,” katanya.

Purwiyanto menyebut, ekspor besar memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dengan membuka pasar baru dan meningkatkan akses ke pasar internasional, ekspor besar dapat membantu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan memperkuat posisi negar di arena global.

“Mengingat pentingnya kegiatan ekspor sebagai salah salah satu jantung perekonomian Kota Batam, dalam kesempatan ini saya mengajak bapak-ibu untuk membangun semangat serta turut andil dalam peningkatan aktivitas ekspor, guna meningkatkan perekonomian daerah, regional dan nasional,” ujarnya.

Baca Juga: Komisi X DPR RI Apresiasi Capaian Program Kemenpora Selama Tahun 2023

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji menyampaikan, Batam memiliki potensi perkembangan ekonomi yang sangat baik untuk perkembangan ekonomi Indonesia karena kondisi yang sangat strategis berdampingan dengan Singapura, sehingga memungkinkan untuk menjadi mitra dan kompetitor.

“Batam memiliki potensi yang sangat baik bagi para investor bahkan ke depan diproyeksi akan menjadi mitra dan kompetitor bagi Singapura yang selama ini menjadi negara yang memiliki pendapatan perkapita yang tinggi di dunia,” ucapnya.

Sarmuji juga menyampaikan, Pulau Rempang sebagai wilayah kerja BP Batam juga sudah mulai dilakukan relokasi sebagaimana mestinya. Melalui komunikasi yang baik masyarakat mulai menerima relokasi, di mana masyarakat mendapatkan ganti di wilayah di sekitarnya yang tidak mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.

“Melalui komunikasi yang baik masyarakat Pulau Rempang mulai menerima relokasi, dimana pemerintah berusaha melakukan relokasi yang tidak menggangu aktivitas ekonomi masyarakat Rempang, yang mulanya bertani dapat melanjutkan bertani dan yang mulanya sebagai nelayan juga dapat berlanjut aktivitasnya sebagai nelayan,” ungkapnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *