Para petugas dari BPBD dan Pertamina saat evakuasi korban dalam simulasi kebencanaan. (Foto: Mila/Pemkab Tuban)
Kabupaten Tuban, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkab Tuban, salah satu pipa milik PT. Pertamina Persero Fuel Terminal Tuban yang berada di timur Pasar Jenu mengalami kebocoran. Akibatnya, pasokan BBM di wilayah Kabupaten Tuban dan sekitarnya mengalami kelangkaan. Masyarakat pun menggelar demonstrasi di depan perusahaan atas apa yang terjadi. Puluhan polisi memasang barikade untuk menghalau massa. Namun, berhasil dijebol. Akhirnya, polisi terpaksa meredam dengan water cannon, hingga gas air mata. Tembakan peringatan terdengar 4 kali. Suasana tegang terjadi antara aparat dengan pendemo, hingga beberapa pendemo dan aparat keamanan mengalami luka. Ambulan pun hilir mudik di sekitar perusahaan.
Tak berapa lama, salah satu kilang milik Pertamina juga mengalami overhead, hingga puluhan pemadam kebakaran milik perusahaan mencoba melakukan pendinginan. Seluruh warga yang berada di sekitar kilang langsung dievakuasi ke tempat yang lebih aman di Pantai Panduri, Desa Tasikharjo, Jenu.
Namun, peristiwa tersebut hanyalah skenario yang disiapkan BPBD Tuban dan PT. Pertamina Persero Fuel Terminal Tuban, dalam latihan simulasi penanggulangan keadaan darurat bencana kegagalan teknologi industri, di Desa Remen, Kecamatan Jenu, Jumat (07/07).
Dengan melibatkan personel TNI, Polri, petugas keamanan dan karyawan perusahaan serta warga dan destana setempat, simulasi berlangsung pukul 13.30 hingga 16.30 WIB.
Baca Juga: Polres Tuban Sita 40.896 Butir Narkoba dari Para Pengedar
Kegiatan diawali dengan apel gelar pasukan yang dipimpin oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Tuban Moh. Mahmud. Dalam kesempatan tersebut, Mahmud mengungkapkan, simulasi tersebut diadakan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga. Kolaborasi yang baik antara BPBD, perusahaan, TNI Polri, Forkopimcam, dan Pemdes, akan membuat masyarakat lebih aman dan nyaman, dan merasa terlindungi.
“Latihan ini juga sebagai kesiapsiagaan pemerintah, dan bentuk perhatian pemerintah untuk menjamin keamanan masyarakat,” ungkapnya kepada reporter Diskominfo-SP.
Ia menambahkan, Kabupaten Tuban saat ini tengah bertransformasi menjadi wilayah industri. Untuk itu, dengan aktivitas industri yang cukup besar. Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang gas bumi, memiliki risiko terjadi bencana kegagalan teknologi.
“Untuk itu, kerja sama antara pemerintah daerah dengan perusahaan dalam penanggulangan bencana penting untuk bisa meminimalisir terjadinya kerugian, baik jiwa maupun materil,” lanjutnya.
Baca Juga: BMKG Tuban Rilis Peringatan Dini Waspada Pasang Air Laut Maksimum
Sementara itu, Manager Fuel Terminal Tuban PT Pertamina Patra Niaga, Taruli Sondang Sagala mengungkapkan, pentingnya simulasi tersebut diadakan. Meskipun pihaknya setiap bulan melaksanakan hal yang sama, dengan diadakan dalam skala besar dan melibatkan seluruh elemen, maka akan lebih siap dalam menghadapi kemungkinan terburuk.
“Hari ini kami sertakan 250 personel untuk kegiatan ini, sebagai komitmen bahwa perusahaan siap menghadapi kalau terjadi hal yang tidak diinginkan,” ucap perempuan berparas cantik ini.
Kalaksa BPBD Sudarmaji mengamini pernyataan Taruli. Setelah menjalin MoU dengan 10 perusahaan, ia berharap latihan kesiapsiagaan bencana kegagalan teknologi industri ini dapat menjadi rujukan bagi perusahaan lain, untuk mempersiapkan seluruh personel dalam mengatasi bencana.
“Sama seperti Bu Taruli, penting bagi perusahaan dan seluruh elemen untuk siap dan siaga akan kemungkinan terburuk,” tegasnya.
Baca Juga: Pengrajin Batik dan Pemkab Tuban Diimbau Segera Urus Perlindungan Indikasi Geografis
Darmaji sapaan akrabnya melanjutkan, pelaksanaan simulasi telah dilakukan dua kali di tahun ini. Hal tersebut sesuai dengan instruksi Mas Bupati, tentang bagaimana menyiapkan Tuban sebagai kabupaten yang aman dan nyaman untuk dihuni.
“Salah satunya dengan memberikan jaminan keselamatan untuk masyarakat dalam upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana, salah satunya akibat kegagalan industri,” pungkasnya.***