Blitar, serayunusantara.com — Perubahan cuaca dan suhu malam di Kota Blitar yang semakin dingin membuat banyak warga kembali mengandalkan tradisi kerokan sebagai cara cepat mengatasi masuk angin.
Praktik yang dilakukan turun-temurun ini dianggap mampu meredakan pegal, kembung, dan rasa tidak enak badan yang kerap muncul ketika udara malam menusuk tubuh.
Kerokan sendiri dikenal luas dalam budaya masyarakat Jawa. Metode ini dilakukan dengan menggosokkan benda pipih seperti koin atau sendok ke kulit yang telah dioles minyak.
Sejumlah kajian antropologi menyebut bahwa “masuk angin” merupakan istilah budaya yang menggambarkan kondisi tidak fit, dan kerokan menjadi bentuk perawatan rumah yang paling umum dilakukan untuk mengatasinya.
Sejumlah penelitian kesehatan juga mencatat bahwa kerokan dapat meningkatkan aliran darah dan memberi sensasi hangat pada tubuh.
Meski begitu, para ahli tetap mengingatkan bahwa kerokan bukan pengobatan utama untuk penyakit serius, dan warga disarankan memeriksakan diri jika keluhan berlanjut atau semakin parah.
Zainal (23), warga Blitar, menceritakan pengalamannya ketika pulang larut malam dengan kondisi tubuh meriang.
“Badanku dingin dan pegal semua. Akhirnya langsung dikerok sama temen kostku. Setelah itu rasanya hangat dan jadi gampang tidur,” ujarnya.
Di tengah suhu malam yang kian turun, tradisi kerokan tetap menjadi pilihan banyak keluarga di Blitar.
Selain dipercaya membantu memulihkan tubuh, kerokan juga menjadi bentuk perhatian antaranggota keluarga yang diwariskan dari generasi ke generasi. (Serayu)













