Blitar, serayunusantara.com | Hujan deras selama dua hari pada pertengahan oktober yang terjadi di bagian selatan Propinsi Jawa Timur mengakibatkan bencana banjir di sebagian besar wilayah Kabupaten Blitar. Tak luput juga di wilayah Kecamatan Binangun juga terdampak hingga mengakibatkan bencana banjir yang berasal dari luapan Sungai Brantas.
Tercatat ada 43 warga dari 6 desa yang rumahnya terendam luapan sungai brantas dan luapan sungai kecil lainnya di wilayah Kecamatan Binangun. Meskipun tidak terdapat korban jiwa pada bencana itu, namun kerugian material yang diakibatkannya mencapai lebih dari 200 juta rupiah.
Sebagian warga akhirnya mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk berjaga-jaga jika hujan masih belum reda pada Selasa, 18/10/22.
Camat Binangun, H. Hendry Bagus Dwitanto, SH, MM mengatakan sebagian warga terdampak banjir belum mengungsi karena luapan air belum masuk sampai ke dalam rumah.
“Meski ada sebagian yang belum mengungsi, tetapi kami menghimbau kepada semua warga yang berada di sekitar bantaran sungai untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk berjaga-jaga jika hujan masih tinggi intensitasnya. Kami juga telah menyediakan 5 posko pengungsian di wilayah desa dan satu posko di kecamatan untuk warga yang terdampak banjir. Kami juga menyediakan dapur umum yang beroperasi 24 jam untuk seluruh pengungsi”, kata Bagus.
Bagus juga mengungkapkan Kecepatan tanggap pada bencana alam menjadi kunci sukses penanganan korban baik saat musibah terjadi maupun pasca bencana.
“Setelah kami mengetahui adanya warga yang terdampak banjir tersebut, segera kami berkoordinasi dengan aparat kecamatan, muspika, kepala desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan relawan dari masyarakat untuk bergotong royong membantu persiapan penanganan korban. Kami segera membuat tenda untuk posko dan dapur umum untuk pengungsi yang rumahnya terendam air. Dalam hitungan jam posko penanganan banjir terbentuk dan 4 dapur umum berdiri.”, ungkap Bagus.
“Kedepan setelah pasca bencana kami akan bekerjasama dengan kepolisian dan psikiater untuk mengadakan trauma healing bagi warga terdampak”, pungkasnya.
Menurut BPBD Kabupaten Blitar, banjir di wilayah ini mengakibatkan sebanyak 465 orang mengungsi, ribuan ternak mati dan merusak sebagian infrastruktur jalan dan jembatan. Wilayah yang terdampak meliputi hingga lima kecamatan dengan 13 titik lokasi kejadian. (Bud)