Blitar, serayunusantara.com – Cappuccino, campuran espresso dengan busa susu tebal yang lembut, terus menjadi pilihan utama masyarakat pecinta kopi di berbagai kedai, mulai dari kafe modern hingga warung kopi sederhana.
Minuman berkarakter ini tak hanya menawarkan rasa yang nikmat, tetapi juga pengalaman estetis lewat tampilan latte art yang memesona.
Perpaduan unik antara rasa pahit espresso dan sentuhan manis creamy dari susu menciptakan harmoni rasa yang seimbang.
Tak heran, cappuccino sering disebut minuman kopi “sempurna” bagi penikmat yang tidak terlalu suka rasa pahit pekat. Selain itu, cara penyajian yang memperhatikan detail membuat cappuccino menjadi simbol keahlian seorang barista.
Baca Juga: Tubi Café Jadi Tempat Nongkrong Favorit Anak Muda Blitar
Tren cappuccino di Kota Blitar juga semakin meningkat. Banyak kedai memilih biji kopi lokal berkualitas tinggi, baik asal Dampit, Ijen, maupun biji impor, untuk menghasilkan cita rasa yang lebih kaya dan kompleks.
Sejumlah barista menyebut cappuccino sebagai “kopi ramah bagi semua kalangan”. Dari remaja, pekerja kantor, hingga orang tua—semuanya bisa menikmati tanpa merasa terlalu berat.
Bahkan, pecinta kopi yang baru mulai belajar mengeksplor dunia perkopian sering menjadikannya sebagai pintu masuk sebelum mencoba varian lain seperti espresso atau ristretto.
Cappuccino bukan sekadar minuman, tetapi juga bagian dari budaya nongkrong, percakapan, dan momen santai. Di kedai mana pun cappuccino dipesan, selalu ada ruang untuk relaksasi dan cerita yang menyertainya. (Fis/Serayu)













