Cerita Mahasiswa Malang, dari Panggung Syarhil Qur’an Menuju Dakwah Literasi dan Public Speaking Qur’ani

Malang, serayunusantara.com – Perjalanan menuju Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) 2025 bukan hanya tentang kompetisi.

Ia adalah perjalanan spiritual, intelektual, dan emosional-perjalanan yang menuntun pada pemahaman bahwa berdakwah bukan semata menyampaikan ayat, tetapi menghidupkan pesan suci Al-Qur’an melalui tutur yang menggugah dan perilaku yang menginspirasi.

Sebagai Duta Kampus Universitas Islam Malang, Shofie Auliya Illah membawa misi besar: menghadirkan nilai-nilai Islam yang penuh kasih dan ilmu pengetahuan dalam setiap ruang akademik dan sosial.

Sementara perannya sebagai Duta Pustaka Jawa Timur 2025 menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya literasi-bahwa membaca bukan hanya tentang menelaah teks, tetapi juga memahami makna kehidupan yang lebih dalam.

Kedua peran ini berpadu sempurna dalam ajang Syarhil Qur’an, cabang lomba yang menuntut kemampuan berbicara, berargumen, dan menyampaikan pesan Al-Qur’an dengan retorika yang indah dan menyentuh.

Syarhil Qur’an bukan sekadar membaca dan menjelaskan ayat; ia adalah public speaking Qur’ani, seni berbicara yang lahir dari kedalaman hati dan pemahaman spiritual. Di sinilah keterampilan komunikasi menjadi jembatan dakwah-menyatukan suara, makna, dan pesan Ilahi agar sampai ke hati para pendengar.

Baca Juga: Rekan Kepanjen Ikut Susur Sungai Brantas, Dorong Kesadaran Lingkungan di Malang Raya

Selama masa persiapan menuju MTQ Mahasiswa Nasional 2025 yang dilaksanakan pada 6–9 Oktober 2025, Shofie menjalani proses yang penuh pembelajaran. Latihan demi latihan bukan hanya melatih vokal dan intonasi, tetapi juga melatih kepekaan jiwa untuk merasakan nilai-nilai Al-Qur’an yang disampaikan.

Dalam setiap sesi latihan, Shofie menemukan bahwa public speaking bukan tentang berbicara di depan banyak orang, tetapi tentang berbicara dari hati untuk hati.

Melalui kegiatan ini pula, terbentuk jaringan relasi yang luas antar mahasiswa se-Indonesia, dari berbagai perguruan tinggi dan latar belakang daerah.

Ajang MTQMN menjadi wadah silaturahmi yang indah, mempertemukan para dai muda, cendekiawan muda, dan aktivis literasi Qur’ani yang memiliki semangat serupa – menyebarkan nilai-nilai Islam melalui suara, tulisan, dan tindakan. Dari interaksi inilah tumbuh semangat kolaborasi untuk terus berkontribusi di bidang dakwah, pendidikan, dan literasi.

Pada puncaknya, Shofie tampil meyakinkan di hadapan dewan juri dan peserta lain, menyampaikan syarahan yang memadukan kekuatan pesan Al-Qur’an, kepiawaian berbicara, serta ketulusan dalam penyampaian.

Hasilnya, Shofie berhasil meraih Juara Harapan III Tingkat Nasional dalam cabang Syarhil Qur’an. Sebuah pencapaian yang menjadi bukti bahwa dakwah melalui lisan dapat menjadi media perubahan yang nyata.

Namun lebih dari sekadar piala dan penghargaan, pengalaman ini menjadi titik penting dalam perjalanan seorang duta, duta kampus dan duta pustaka yang terus berusaha menghadirkan nilai-nilai kebaikan di setiap langkahnya.

Pengalaman mengikuti MTQMN membuka mata bahwa public speaking Qur’ani bukan hanya kemampuan berbicara, tetapi juga keterampilan untuk memahami audiens, menjalin relasi, dan menyampaikan pesan dengan empati.

Sebagai Duta Kampus UNISMA, Shofie membawa pulang bukan hanya prestasi, tetapi juga jejaring, pengalaman, dan semangat kolaborasi.

Sementara sebagai Duta Pustaka Jawa Timur 2025, Shofie melihat bagaimana literasi Qur’ani dapat bersinergi dengan kemampuan komunikasi untuk menumbuhkan generasi muda yang berwawasan luas dan berakhlak Qur’ani. (Dani/serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *