Kediri, serayunusantara.com – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama masyarakat melaksanakan aksi bersih-bersih sungai dalam rangka World Cleanup Day Indonesia (WCDI) 2025.
Kegiatan tersebut dipusatkan di dua lokasi, yakni Dam Sungai Bendo Krosok, Desa Maron, serta Dam Sungai Bendo Mongal, Desa Jatirejo, Kecamatan Banyakan, pada Sabtu (20/9/2025).
Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, menyampaikan bahwa kegiatan ini berlangsung serentak, tidak hanya di Kediri, tetapi juga di tingkat nasional dan dunia.
“Peserta yang terlibat cukup luas, mulai dari OPD, Satpol PP, PUPR, BPD, komunitas lingkungan, bank sampah, TPS 3R, masyarakat umum, TNI, Polri, PKK, hingga pelajar,” ungkapnya.
Aksi yang dimulai pukul 07.30 WIB tersebut difokuskan pada pembersihan tumpukan sampah di sekitar aliran sungai yang kerap memicu banjir. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana kampanye agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai.
Menurut Putut, WCDI tidak hanya sebatas pengangkatan sampah, tetapi juga menekankan edukasi tentang pemilahan. Sampah yang masih bernilai akan dikelola bank sampah, sedangkan residu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Upaya tersebut turut diperkuat dengan sosialisasi langsung ke rumah-rumah warga oleh tim PKK dan DLH.
Baca Juga: Tak Punya Akta Lahir, Bocah 8 Tahun di Kediri Akhirnya Kembali Bersekolah
Kegiatan ini juga melibatkan PUPR serta Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk meninjau kemungkinan normalisasi sungai. Putut menambahkan, meski Perda telah mengatur sanksi bagi pelanggaran terkait pembuangan sampah, saat ini Pemkab Kediri masih mengutamakan langkah persuasif berupa edukasi dan sosialisasi.
Partisipasi masyarakat dinilai sangat antusias. Berdasarkan surat edaran Bupati yang ditandatangani Sekda, rangkaian WCDI di Kabupaten Kediri dijadwalkan berlangsung sejak 15 September hingga 10 Oktober 2025.
Dengan jumlah penduduk sekitar 1,6 juta jiwa, ditargetkan minimal lima persen atau sekitar 80 ribu warga ikut berpartisipasi. Harapannya, kesadaran kolektif meningkat sehingga sungai di Kabupaten Kediri lebih bersih dan tidak lagi menjadi penyebab banjir. (Serayu)













