Ponorogo, serayunusantara.com – Jumlah peserta Bumi Reog Berdzikir (BRB) terus mengalami peningkatan setiap tahun. Pada pelaksanaan BRB 2025, puluhan ribu warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Madiun memadati Alun-Alun Ponorogo, Minggu (28/12/2025).
Acara tersebut turut dihadiri Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman serta Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Sebelum menuju panggung utama, keduanya sempat transit bersama jajaran pengurus PSHT Pusat Madiun dan Forkopimda Ponorogo di Pringgitan, rumah dinas Bupati Ponorogo.
Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, RH Moerdjoko HW, menegaskan bahwa kegiatan dzikir dan doa bersama dalam BRB merupakan wujud nyata kepedulian kemanusiaan. Ia menyampaikan, PSHT tidak hanya berperan sebagai organisasi bela diri, melainkan juga kekuatan sosial dan moral bangsa. Melalui BRB, PSHT mendoakan para korban bencana di Sumatra sekaligus menyalurkan bantuan sosial kemanusiaan senilai Rp 5 miliar.
Moerdjoko menambahkan, ajaran PSHT sarat dengan nilai patriotisme dan kecintaan terhadap tanah air yang harus terus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Menurutnya, BRB menjadi momentum penting untuk mempererat tali persaudaraan sekaligus menegaskan kepedulian PSHT terhadap bangsa dan negara.
Baca Juga: Atlet Jujitsu Peraih Perunggu SEA Games Asal Ponorogo Dapat Apresiasi
Sementara itu, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman menekankan bahwa kekuatan utama PSHT terletak pada persaudaraan. Lima pilar PSHT, yakni persaudaraan, olahraga, kesenian, bela diri, dan kerohanian, disebutnya sebagai fondasi penting dalam menjaga persatuan bangsa. Ia menegaskan, Indonesia yang lahir dari keberagaman membutuhkan semangat persaudaraan sebagai pemersatu.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak juga menyampaikan harapannya agar pencak silat terus dimuliakan sebagai warisan budaya leluhur. Ia menilai BRB mampu menampilkan wajah damai pencak silat sebagai kebanggaan Jawa Timur.
Di sisi lain, Plt Bupati Ponorogo Lisdyarita mengingatkan bahwa BRB memiliki sejarah panjang sebagai ikhtiar doa bersama, terutama saat Ponorogo menghadapi berbagai bencana alam. Pada tahun 2025, BRB kembali digelar sebagai doa untuk para korban bencana di Sumatra, dengan harapan Ponorogo dan Indonesia senantiasa dijauhkan dari marabahaya.
Terpisah, Ketua Cabang PSHT Ponorogo Pusat Madiun, Komarudin, menjelaskan bahwa BRB telah dilaksanakan sebanyak enam kali, dengan jeda hanya saat pandemi Covid-19. Kegiatan tahunan ini menjadi ajang silaturahmi dan penguatan persaudaraan antarwarga PSHT. Tahun ini, BRB mengusung tema sinergitas budaya dan religius dalam bingkai persaudaraan. (Ke/ha)













