Blitar, serayunusantara.com — Lapak Baca Ceria kembali menggelar diskusi rutin Hari Rabu dengan tema “Boys Crisis: Kehancuran Laki-laki Sedunia” di pelataran kelas Kampus 2 UNU Blitar, Jalan Ahmad Yani, Rabu (5/11/2025).
Suasana berlangsung santai, akrab, dan penuh antusiasme dari para peserta, mulai dari mahasiswa hingga pegiat literasi.
Wibi Diaurrahman, Mahasiswa UNU Blitar Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) sekaligus simpatisan Lapak Baca Ceria, menjadi pemantik diskusi. Ia mengajak peserta melihat fenomena boy crisis dari perspektif pendidikan dan sosial.
“Menurut saya, krisis laki-laki hari ini itu nyata. Banyak anak laki-laki tumbuh tanpa ruang aman untuk gagal, belajar, atau menunjukkan sisi rapuhnya. Kalau ini dibiarkan, dampaknya bisa panjang sekali,” ujar Wibi dalam pemaparannya.
Diskusi berlangsung interaktif dengan peserta yang saling berbagi pengalaman maupun pandangan tentang tekanan sosial, tuntutan gender, hingga perubahan peran laki-laki di tengah masyarakat modern.
Suasananya cair dan inklusif, sesuai karakter Lapak Baca Ceria yang selalu membuka ruang dialog tanpa menghakimi.
Baca Juga: Manfaatkan Jeda Kuliah, Mahasiswa UNU Blitar Tingkatkan Literasi di Teras Kampus
Inisiator Lapak Baca Ceria, Reyda Hafis, menegaskan bahwa agenda diskusi Rabu akan terus dihidupkan sebagai ruang refleksi mingguan.
“Kami ingin Rabu jadi momen untuk berhenti sejenak, membaca, lalu ngobrol soal hal-hal yang sering kita pikirkan tapi jarang kita berani bicarakan. Ruang seperti ini penting biar kita tumbuh bersama,” ujarnya.
Diskusi ditutup dengan ajakan untuk memperluas bahasan ke isu-isu sosial lainnya yang relevan dengan kondisi anak muda hari ini.
Dengan format santai, lesehan, dan obrolan yang mengalir, kegiatan ini kembali menegaskan peran Lapak Baca Ceria sebagai ruang belajar alternatif yang hangat dan merdeka. (Serayu)













