Ilustrasi petani yang menyemprotkan pupuk. (foto: pixabay)
Blitar, serayunusantara.com | Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar menyebut saat petani beralih menggunakan pupuk organik tak akan menurunkan produksi komoditi pertanian yang ditanam.
Hal itu diungkapkan Kepala Dispertapa Kabupaten Blitar, Wawan Widianto saat diwawancarai serayunusantara.com, Jum’at (11/11/2022).
Wawan menyebut, pupuk organik memiliki banyak manfaat bagi petani. Manfaat pertama harga pupuk organik lebih murah dibandingkan pupuk kimia.
“Tanaman yang diberikan pupuk organik juga akan minim terserang oleh hama, karena tidak menimbulkan efek samping, sehingga ekosistem alam tetap terjaga,” katanya.
Baca Juga: Bupati Blitar dan Menteri Pertanian RI Hadiri Panen Raya Padi Gunakan Biosaka
Wawan memberikan contoh salah satu pupuk organik yang bisa digunakan, yakni pupuk organik cair ‘Pepetani’ yang dibuat petani di Blitar selatan. Pupuk tersebut terbuat dari kotoran sapi yang difermentasi.
“Pepetani adalah inovasi dari salah satu gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kabupaten Blitar. Dan itu salah satu contohnya. Masih banyak pupuk organik yang lain,” jelasnya.
Wawan menceritakan, dari pengalaman petani di Blitar selatan, saat memberikan tanaman cabai dengan pupuk organik hasil panennya tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan menggunakan pupuk kimia.
“Petani di wilayah Blitar selatan telah membuktikan keberhasilan bertani dengan menggunakan pupuk organik, bahwa hasil produksinya lebih banyak,” tandasnya.
Menurutnya, petani bisa membuat pupuk organik secara mandiri, karena bahan bakunya ada di sekitar mereka. Sehingga tidak perlu mencari bahan baku yang harus mengeluarkan banyak biaya.
Terakhir, Wawan berharap petani di Kabupaten Blitar mulai beralih dari menggunakan pupuk kimia ke pupuk organik. Sehingga tidak ketergantungan terhadap pupuk kimia.
“Menggunakan pupuk organik banyak sekali manfaatnya. Hasilnya lebih banyak, tanaman lebih aman, dan tidak terlalu menggantungkan pada pupuk kimia yang saat ini kuota subsidinya dikurangi,” pungkasnya. (adv/jun)