Blitar, serayunusantara.com – Menyongsong Hari Ulang Tahun (HUT) Polisi Lalu Lintas (Polantas) ke-70, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Timur mengadakan silaturahmi ke Majelis Ta’lim Sabilu Taubah asuhan Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam, Kamis (19/9/2025).
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, AKBP Doni Prakoso Widamanto, menjelaskan bahwa kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT Polantas. Pihaknya menggandeng tokoh agama untuk memperkuat edukasi keselamatan berkendara kepada masyarakat, khususnya kalangan santri dan jamaah pengajian.
“Di Jawa Timur, santri memiliki peran besar dan sangat menghormati para ulama. Karena itu, kami memohon doa serta dukungan dari Gus Iqdam agar kampanye keselamatan berlalu lintas lebih mudah diterima masyarakat,” ungkap Doni.
Ia menegaskan, pendekatan ini merupakan strategi preemtif yang mengutamakan imbauan dan edukasi ketimbang penindakan hukum. Dengan begitu, kesadaran berlalu lintas diharapkan tumbuh dari diri setiap pengendara.
Baca Juga: Polres Bojonegoro Bongkar Sindikat Curanmor, Lima Pelaku Ditangkap
“Harapannya, masyarakat bisa disiplin bukan karena takut hukum, melainkan karena sadar pentingnya keselamatan bersama di jalan,” tambahnya.
Selain menjalin silaturahmi dengan ulama, Ditlantas Polda Jatim juga melaksanakan program Polantas Menyapa dengan menyasar sekolah, pesantren, serta komunitas masyarakat. Program lainnya mencakup pemeriksaan kendaraan (ramcheck) dan coaching clinic bagi pengemudi bus pariwisata maupun angkutan umum guna menekan angka kecelakaan.
Sementara itu, Gus Iqdam menyambut baik langkah Ditlantas yang mengedepankan jalur edukasi melalui pesantren dan majelis taklim. Menurutnya, jamaah Sabilu Taubah yang berjumlah sekitar 10 ribu orang banyak beraktivitas di jalan, sehingga perlu dibekali pengetahuan tertib lalu lintas.
“Saya sangat mengapresiasi kunjungan ini. Edukasi keselamatan lalu lintas melalui pesantren merupakan langkah tepat. Semoga pesan ini sampai ke jamaah, dan angka kecelakaan di masa mendatang bisa berkurang bahkan tidak ada,” tutur Gus Iqdam.***













