Staf Bidang Sarana Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar, Veronika. (Foto: Reyda Hafis/Serayu Nusantara)
Blitar, serayunusantara.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar menunjukkan konsistensinya untuk mengembalikan nama tembakau lokal bumi penataran yang dulu pernah berjaya, misalnya tembakau Selopuro.
Pendampingan pemurnian tersebut dilakukan karena beberapa tahun terakhir tembakau tersebut mulai kurang dirawat oleh petani, sehingga kemurnian dan nama besarnya mulai meredup padahal minat pasar masih cukup tinggi.
Hal itulah yang melatar belakangi pihak DKPP Kabupaten Blitar untuk berkomitmen memurnikan dan mengembalikan nama besar tembakau selopuro serta mengembangkan beberapa varietas lainnya yang juga asli berasal dari bumi penataran.
Staf Bidang Sarana Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar, Veronika menjelaskan bahwa pada tahun 2024 ini untuk pendampingan pelepasan varietas tembakau memasuki tahap kedua, setelah tahun lalu sukses pada tahap pertama yakni penanaman benih dasar.
“Jadi di tahun lalu, kami fokus pada penanaman benih dasar. Untuk kemudian ditanam pada tahun ini, yang hasil panennya digunakan untuk benih petani di musim tahun depan,” kata Veronika, Rabu, 24 April 2024.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya fokus kepada salah satu varietas saja, melainkan 5 varietas yang dikembangkan dan akan dilepas di tahun depan, varietas tersebut terdiri dari sedep, mancung, kenongo, kalituri, dan selopuro.
“Karena memang banyaknya permainan di pasaran, mulai dari dicampur dan lain sebagainya sehingga kualitas atau kemurniannya memudar. Maka kami rasa perlu adanya pendampingan pelepasan varietas secara resmi,” ungkap Veronika.
Baca Juga: Mudahkan Pengairan Sawah, DKPP Kabupaten Blitar Bakal Bangun 23 Titik Irigasi Perpompaan
Veronika mengatakan bahwa untuk 5 varietas tersebut sudah resmi diakui menjadi varietas lokal milik Kabupaten Blitar, dan nanti akan memiliki sertifikat untuk masing-masing jenis atau varietas.
“Kalau di kabupaten atau kota lain itu setelah dilepas sudah selesai, tapi kami tidak seperti itu. Nanti akan ada pendampingan secara berlanjut agar tembakau ini tetap memiliki kualitas dan kemurnian yang tinggi,” ujar Veronika.
Terakhir, ia mengatakan bahwa hasil panen tembakau pada tahun ini akan dibagikan secara gratis kepada petani tembakau untuk digunakan sebagai bibit, sekaligus juga untuk meningkatkan minat petani untuk kembali menanam tembakau. (adv)