Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Sekretariat EFTA menyelenggarakan rangkaian Indonesia-EFTA Business Dialogue di Jakarta dan Bandung. (Foto: Kemlu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemlu RI, Untuk mendongkrak pemanfaatan Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EFTA CEPA), Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Sekretariat European Free Trade Association (EFTA) menyelenggarakan rangkaian Indonesia-EFTA Business Dialogue (1/11) di Jakarta dan Bandung. Business Dialogue ini diikuti lebih dari 150 pelaku bisnis Indonesia, diantaranya anggota KADIN, HIPMI, Swiss Chamber of Commerce Indonesia, Norway Business Council, dan asosiasi-asosiasi bisnis terkemuka lainnya.
Pada pembukaan, Duta Besar Umar Hadi, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri menyampaikan, “Pada periode 2022-2023, perdagangan RI-EFTA meningkat USD 650 juta dari USD 3,12 miliar menjadi USD 3,77 miliar. Meski demikian, perlu upaya dari kedua pihak untuk lebih meningkatkan pemanfaatan Indonesia-EFTA CEPA. Joint activities seperti Business Dialogue ini adalah salah satunya.”
Senada dengan Dirjen Amerop, pada sambutannya, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Y.M. Olivier Zehnder mendorong semua pihak, khsusunya private sectors, untuk memaksimalkan pemanfaatan Indonesia-EFTA CEPA.
Rangkaian “Indonesia-EFTA Business Dialogue” menjadi wadah bagi Indonesia dan EFTA membahas perkembangan implementasi Indonesia-EFTA CEPA, hambatan-hambatan yang dihadapi, dan merumuskan bersama langkah meningkatkan pemanfaatan perjanjian tersebut ke depan. Topik-topik yang dibahas antara lain regulasi tarif, rules of origin (ROO), list rules, sanitary and phytosanitary (SPS), technical barriers to trade (TBT), dan market insights di negara-negara EFTA.
“Indonesia-EFTA CEPA menawarkan kemudahan dengan digunakannya Deklarasi Asal Barang (DAB) dan self-declaration oleh eksportir untuk klaim penghapusan tarif. Hanya Indonesia-EFTA CEPA yang memiliki keunggulan demikian,” ujar Aldi Rakhman, Kepala Seksi Kerja Sama Perdagangan Bebas II Direktorat Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai, Kementerian Keuangan.
“Ekspor Indonesia ke EFTA meningkat rata-rata 19,7% lima tahun terakhir dan Indonesia juga menikmati trade surplus sejak berlakunya Indonesia-EFTA CEPA,” ujar Cristian Ugarte, Senior Economic Officer Sekretariat EFTA. “Masih banyak peluang peningkatan ekspor Indonesia ke EFTA ke depannya.”
Pada sesi market insight, EFTA memaparkan peluang-peluang peningkatan ekspor Indonesia ke setiap negara anggotanya. Beberapa diantaranya yaitu sports footwear, garmen dan untuk niche products dan sustainable consumption (green atau socially responsible products), serta produk kayu dan arang.
Sehari sebelumnya, pada 30 Oktober 2024 dilaksanakan Experts’ Meeting antar competent authorities kedua pihak. Pertemuan membahas perkembangan preference utilization dan aspek teknis implementasi Indonesia-EFTA CEPA, termasuk mengenai penghitungan dan pendataan. Experts’ Meeting menggarisbawahi pentingnya data dalam memonitor perkembangan preference utilization. EFTA usulkan kerja sama pertukaran data ekspor-impor untuk memastikan data yang akurat dan terkonsolidasi.
EFTA merupakan organisasi regional yang terdiri dari Norwegia, Swiss, Islandia, dan Liechtenstein. Pada Business Dialogue ini, EFTA diwakili oleh Director of Norwegian Customs (Cecilie Alnæs), Deputy Head of Free Trade Agreement of Swiss Customs Administration (Claudia Brand), Susan Nilsen (Senior Advisor Norwegian Customes), Senior EconomicOfficer Sekretariat EFTA (Cristian Ugarte), dan Senior Officer Sekretariat EFTA (Johann Adalsteinsson). Turut hadir yaitu DCM Norwegia, Kristian Netland, dan DCM Swiss, Mathias Domenig.
Indonesia-EFTA CEPA disepakati pada Desember 2018 dan mulai entry into force pada 1 November 2021. Indonesia-EFTA CEPA merupakan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia dan regional grouping Eropa di era modern. Perjanjian tersebut diharapkan dapat meningkatkan akses pasar produk dan komoditas Indonesia ke negara- negara EFTA, yaitu Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. Dengan Indonesia-EFTA CEPA, Indonesia menikmati tarif 0% untuk sebagian besar ekspornya ke negara-negara EFTA.
Baca Juga: Menlu Sugiono dan Menlu India Sepakat Perkuat Kerja Sama Pangan
Pelaksanaan Business Dialogue ini sekaligus menjadi capaian implementasi MOU Economic Cooperation and Capacity Building selaku turunan dari Chapter 9 Indonesia-EFTA CEPA. Ditjen Amerika dan Eropa Kemlu, selaku pengampu berkomitmen untuk terus mengimplementasikan bidang-bidang kerja sama yang tercakup dalam MOU tersebut.
Turut mendukung Business Dialogue ini adalah Dubes RI Bern, Y.M. Ngurah Swajaya, dan Dubes RI Oslo, Y.M. Teuku Faizasyah dalam video message sambutannya. Kedua Duta Besar dorong peningkatan pemanfaatan Indonesia-EFTA CEPA, tidak hanya dari segi perdagangan tetapi juga investasi.***