Gelar Sarasehan Bahas Otonomi Sendiri, Perwakilan Masyarakat Blitar Selatan: Pemekaran Harga Mati 

Sarasehan Persiapan Usulan Pemekaran Wilayah Blitar Selatan Menjadi Otonomi Sendiri di Bale Kinanthi, Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Kamis (23/2/2023). (Foto: Ahmad Zunaedi/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com – Perwakilan masyarakat dari tujuh kecamatan di Blitar bagian selatan sepakat untuk membuat otonomi sendiri. Mereka menegaskan, pemekaran wilayah merupakan harga mati.

Hal itu disampaikan perwakilan masyarakat Blitar selatan, Supriarno, saat Sarasehan Persiapan Usulan Pemekaran Wilayah Blitar Selatan Menjadi Otonomi Sendiri di Bale Kinanthi, Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Kamis (23/2/2023).

“Upaya pemisahan dari Kabupaten Blitar itu akan dilakukan langkah serius oleh perwakilan masyarakat Blitar selatan,” kata pria yang pernah menjadi pengacara Samsudin Jadab ini.

Pria asal Desa Mojorejo, Kecamatan Wates ini menyebut, perwakilan masyarakat Blitar selatan juga telah menyusun tahapan demi tahapan yang bakal dilakukan untuk mencapai target pemekaran wilayah.

“Sampai terbentuknya semacam majelis rakyat Blitar selatan. Begitulah kira-kira, yang akan diisi oleh perwakilan dari masyarakat kidul kali (Sungai Brantas),” ujarnya.

Baca Juga: Heboh, Roy Mantan Vokalis Boomerang Obati Kerinduan Penggemar di Cafe 999 Blitar

Priarno menampik apabila upaya pemekaran wilayah itu ada campur tangan politik. Meskipun berdekatan dengan tahun politik, pihaknya juga tidak mencampur-adukkan rencana pemekaran wilayah dengan urusan politik tahun 2024.

“Jadi ini bergulir secara ikhlas, tulus, semangat, serius, bergerak bersama-sama rakyat Blitar selatan,” ujarnya.

Menurutnya, untuk mematangkan rencana pemisahan dengan Kabupaten Blitar, pihaknya juga bakal menggelar pertemuan lanjutan guna pembahasan lebih dalam dan mengajak masyarakat yang lain.

Selain itu, perwakilan masyarakat juga bakal berkonsultasi dengan Kemendagri RI guna menindaklanjuti keinginan masyarakat itu, dan melakukan studi banding ke daerah yang pernah punya riwayat otonomi sendiri.

“Biarpun langkahnya masih panjang, akan tetap dilakukan tahap demi tahap. Sekuat tenaga, semampu-mampunya dan sekeras-kerasnya. Kita perjuangkan,” ungkapnya.

“Pemekaran wilayah ini harga mati. Harus terwujud. Bagaimanapun caranya, perjuangannya memang tidak sederhana. Waktunya tidak singkat, tetapi harus tetap kita wujudkan,” pungkasnya. (jun/ruf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *