Jatim, serayunusantara.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kembali menggelar misi dagang, kali ini menuju Provinsi Lampung.
Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa ini berlangsung di Kota Bandar Lampung pada Kamis (7/8/2025), dan berhasil mencatat total transaksi senilai lebih dari Rp1 triliun.
Berbagai produk unggulan yang berkontribusi dalam misi ini berasal dari sektor pertanian dan olahannya, kelautan, perikanan, perkebunan, industri kreatif, hingga bahan baku industri.
Kegiatan ini terlaksana atas kolaborasi erat antara Pemprov Jatim dan Pemprov Lampung, serta diikuti oleh 153 pelaku usaha, terdiri atas 100 pelaku dari Lampung dan 53 dari Jawa Timur. Dalam agenda tersebut juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh lima instansi daerah, satu BUMD, dan empat asosiasi dagang.
Total transaksi yang berhasil dibukukan mencapai Rp1.055.340.950.000. Angka ini melonjak drastis dibandingkan dengan misi dagang tahun sebelumnya yang hanya mencatat Rp285,52 miliar.
“Pencapaian ini menunjukkan hasil nyata dari kerja sama dan saling percaya antarwilayah dalam mendukung produk dalam negeri. Jawa Timur berkomitmen mendorong pemerataan ekonomi nasional serta memperkuat pasar domestik,” tegas Khofifah.
Baca Juga: Pemkab Jember Gelar Operasi Katarak Gratis Lewat Program Kesehatan Inklusif
Gubernur Khofifah juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas provinsi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan menjadi fondasi penting dalam membangun nilai tambah lintas sektor.
“Ini bukan sekadar transaksi jual beli, tetapi juga penguatan ekosistem ekonomi, peningkatan nilai tambah, dan kontribusi nyata pada ketahanan pangan dan kualitas SDM. Semua ini bagian dari upaya menuju Indonesia Emas,” tambahnya.
Konektivitas Dagang Jatim–Lampung
Khofifah mencontohkan beberapa konektivitas dagang antara Jatim dan Lampung, seperti perdagangan kopi Robusta dan pisang dari Lumajang melalui trading house di Lampung. Ia juga menyoroti potensi hilirisasi batok kelapa di Lampung yang teknologinya dinilai maju dan mulai dilirik pasar ekspor seperti Hong Kong.
Dalam sektor ketahanan pangan, Jawa Timur memiliki peran signifikan, menjadi produsen utama beras dan gula nasional serta unggul dalam populasi sapi dan produksi susu. Ia pun mengajak Lampung untuk terlibat dalam program nasional seperti inseminasi buatan dan pengembangan peternakan sapi perah.
Tak hanya itu, Khofifah juga membuka peluang pengembangan SDM dengan mengundang pelajar berprestasi dari Lampung untuk menempuh pendidikan di enam sekolah taruna milik Pemprov Jatim.
Baca Juga: Pemkab Mojokerto Tegaskan Komitmen Dukung Atlet Disabilitas
“Misi dagang ini adalah langkah bersama memperkuat ekonomi domestik dan memperluas akses pasar antarprovinsi,” ujarnya.
Hubungan Dagang yang Erat
Lebih lanjut, Khofifah memaparkan bahwa hubungan dagang Jatim dan Lampung sudah terjalin erat sejak lama. Pada 2022, nilai transaksi perdagangan antardaerah ini mencapai Rp13,06 triliun, dengan Jatim mencatat surplus Rp11,03 triliun.
Khofifah juga mendorong penguatan konektivitas logistik antarprovinsi agar distribusi barang lebih efisien dan biaya logistik dapat ditekan, demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata.
Jatim, Mitra Strategis Bagi Lampung
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyebut Jawa Timur sebagai mitra strategis, terutama dalam mendukung hilirisasi produk pertanian. Ia menyampaikan bahwa Lampung masih membutuhkan dukungan pasokan bibit unggul, seperti jagung, dari Jatim yang telah terbukti sebagai sentra pertanian produktif.
“Jatim sudah memiliki industri kuat dan mampu mengolah produk pertanian secara menyeluruh. Kami berharap bisa mendapatkan dukungan bibit unggul dari Jatim untuk meningkatkan produktivitas pertanian kami,” ungkapnya.
Baca Juga: Menteri Sosial Kunjungi SR MA 25 Brondong, Dorong Pemerataan Akses Pendidikan
10 Komitmen Transaksi Terbesar
Dalam misi dagang ini, terdapat sepuluh komitmen transaksi terbesar, antara lain:
- Perumda Perkebunan Kahyangan Jember menjual kopi ke PT Rempah Alam Nusantara Semesta Lampung sebesar Rp180 miliar.
- Gapero Surabaya menjual rokok ke Eratel Prima Lampung sebesar Rp175 miliar.
- Gapero Surabaya juga menjual rokok ke PT KTBG/TPSM Lampung sebesar Rp152,75 miliar.
- PT Bumi Menara Internusa Surabaya membeli rajungan kupas dari Yahya Supplier Lampung senilai Rp124,25 miliar.
- Poktan Tunas Harapan Kediri menjual gula merah tebu ke CV Rizki Abadi Lampung sebesar Rp77,76 miliar.
- Riki Utama Mandiri Sidoarjo menjual seafood ke Berkah Keluarga Nagaraya Lampung sebesar Rp54 miliar.
- PT Sapta Karya Megah Jombang menjual DOC ayam petelur ke PT Sumber Protein Unggul Lampung sebesar Rp42,5 miliar.
- Perumda Perkebunan Kahyangan Jember membeli karet dari UPPB Maju Mulya Lampung sebesar Rp41,25 miliar.
- Riki Utama Mandiri membeli udang dan fillet dari PT Bima Harapan Panca Utama Lampung sebesar Rp28,5 miliar.
- Koperasi Pedagang Pasar Turi menjual sapi ke PT Indo Prima Beef Lampung sebesar Rp27 miliar.
Rekam Jejak dan Ekspansi Misi Dagang
Misi dagang ini menjadi yang keenam sepanjang tahun 2025, dan sejak 2019, Pemprov Jatim telah menggelar 41 misi dagang domestik dengan total komitmen transaksi mencapai Rp14,68 triliun. Selain itu, ekspansi ke pasar internasional juga terus dilakukan ke negara-negara seperti Jepang, Malaysia, Arab Saudi, Timor Leste, dan Hongkong dengan potensi nilai mencapai Rp1,6 triliun. (Serayu)