Menkeu Sri Mulyani Indrawati turut serta dalam IsDB Annual Meeting yang diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (30/04) waktu setempat. (Foto: Kemenkeu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Dalam rangka IsDB Annual Meeting yang diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (30/04) waktu setempat, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati turut serta dalam panel diskusi bertajuk “Future Vision Symposium”.
Dalam acara itu, Menkeu berkesempatan untuk menjadi pembicara perempuan tunggal diantara dua pembicara pejabat tinggi Saudi Arabia.
“Hari ketiga dan sekaligus hari terakhir di Riyadh, acara saya adalah menjadi pembicara dalam panel diskusi yang sangat prestisius – bersama HRH Prince Abdulaziz Al-Saud (Putra Raja Salman dan sekaligus Menteri Energi Saudi Arabia) dan Presiden IsDB Al Jasser,” ungkap Menkeu di kutip dari laman instagram resmi miliknya @smindrawati.
“Tentu merupakan suatu kehormatan dan privilege,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, topik mengenai pentingnya Transisi Energi serta bagaimana upaya setiap negara dan dunia dalam menghadapi tiga tantangan krusial (Trilemma) yaitu : Energy Security – Energy Sustainability – Energy Affordability, menjadi fokus utama dalam diskusi.
Baca Juga: Bertemu CEO MCC, Menkeu Bahas Sektor Transportasi Indonesia
Menurut Menkeu, Energi adalah kebutuhan dasar manusia sekaligus menjadi tantangan pembangunan untuk membangun dan menyediakan (Energy Security) secara terjangkau bagi masyarakat (affordable). Disisi lain, perhatian mengenai aspek sustainabilitas planet untuk menghindarkan ancaman katastropik perubahan mengharuskan transisi menuju Energy yang hijau dan renewable (Sustainability).
”Proses transisi Energy bukan hanya rumit dan kompleks namun juga sangat mahal (tinggi) pembiayaaannya. Kita harus mampu menjaga kepentingan nasional dan memperjuangkan sebuah proses transisi yang adil (just) dan terjangkau (affordable),” kata Menkeu.
Selanjutnya, Menkeu juga menjelaskan mengenai langkah dan tantangan Indonesia untuk menjalankan transisi energy menuju zero emission dan meningkatkan energy renewable. Dimana, langkah tersebut juga dikatakan Menkeu memerlukan desain kebijakan yang kompleks dan sensitif serta membutuhkan pembiayaan yang sangat besar dan menantang.
Selain itu, Menkeu juga menekankan pentingnya APBN yang sehat dan kuat serta strategi pendanaan global yang efektif untuk dapat menjalankan transisi energi secara efektif dan berkelanjutan. Di samping negara dan Islamic Development Bank yang juga harus turut menjawab tantangan masa depan yang makin kompleks dan dinamis
“Senang bisa menjelaskan posisi Indonesia yang mendapat respek dari seluruh panelis dan audience.” tukas Menkeu.***