Indonesia Serukan Aksi Global Untuk Atasi Ancaman Eksistensial Kenaikan Permukaan Laut

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi “Sea Level Rise”, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-79 di New York. (Foto: Kemenlu RI)

New York, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenlu RI, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi “Sea Level Rise yang membahas mengenai ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh kenaikan permukaan laut, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-79 di New York.

Menlu Retno menegaskan bahwa dampak kenaikan permukaan laut tidak hanya dirasakan oleh negara-negara pesisir, tetapi juga oleh komunitas yang terletak jauh di daratan. Hal ini menjadikan kenaikan permukaan laut sebagai krisis global yang memerlukan aksi segera.

Tiga poin penting yang diangkat Menlu Retno:

Pertama, diperlukan aksi iklim yang lebih ambisius untuk atasi pemanasan global. Target 1,5 derajat Celsius adalah harga mati. Untuk mencapainya, diperlukan pembagian beban yang adil, bukan pengalihan beban.

Kedua, serukan pentingnya penguatan kerja sama internasional dalam hadapi kenaikan permukaan laut. Penekanan diberikan pada upaya peningkatan kapasitas, bantuan teknis, dan langkah kolektif untuk menggalang sumber daya, termasuk pembiayaan dan teknologi yang dapat diakses oleh semua negara.

Baca Juga: Bertemu Program Pangan Dunia, Menlu Retno Bahas Program Makan Bergizi Gratis

Ketigamemperkuat kehendak politik global untuk atasi dampak kenaikan permukaan laut, yang meliputi hilangnya wilayah dan terganggunya mata pencaharian.

Menlu Retno juga  mengusulkan  perlunya  agenda  global  khusus  tentang  kenaikan permukaan laut dan menyerukan penguatan kerangka hukum internasional yang mampu melindungi kedaulatan negara dan penduduk. Pemajuan ilmu pengetahuan dan data juga perlu di dorong dalam mendukung pengambilan kebijakan yang efektif.

Pertemuan Tingkat Tinggi Sea Level Rise dihadiri 128 negara dan membahas upaya bersama untuk mengatasi kenaikan permukaan laut, termasuk melalui pendanaan iklim, kedaulatan wilayah dan batas zona maritim negara, serta pengambilan keputusan berbasis data ilmiah.

Terkait isu ini, Indonesia sendiri telah mengambil langkah konkret dengan menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Tinggi pertama Forum Negara Kepulauan dan Pulau Kecil (Archipelagic and Island States Forum) pada Oktober lalu di Bali, yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi internasional, termasuk mengeksplorasi mekanisme pembiayaan inovatif untuk negara-negara kepulauan dan pulau kecil.

Menteri Retno menutup pernyataannya dengan seruan tegas: “Kenaikan permukaan laut adalah alarm bagi dunia. Jangan tunda lagi – bertindaklah sekarang untuk melindungi jutaan jiwa dan generasi mendatang.”***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *