Jatim, serayunusantara.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam mendorong investasi yang inklusif, aman, dan berdaya guna bagi penciptaan lapangan kerja. Hal ini disampaikan Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat membuka High Level Meeting (HLM) Forum Investasi Jawa Timur 2025 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (15/7/2025).
“Forum ini bukan hanya untuk meningkatkan investasi, tetapi juga memastikan dampaknya langsung ke sektor padat karya,” ujar Khofifah.
Khofifah menyebut, Pemprov Jatim aktif menjalin kolaborasi dengan Polda Jatim guna menjamin iklim investasi yang aman dan terbebas dari premanisme. Komitmen ini diwujudkan melalui deklarasi Bersama Bebas Pungli dan Premanisme yang ditandatangani oleh Gubernur, Kapolda Jatim, serta bupati/wali kota se-Jawa Timur.
Forum juga dirangkai dengan penandatanganan komitmen antara DPMPTSP Provinsi dan kabupaten/kota sebagai bentuk percepatan pelayanan investasi dan realisasi penanaman modal.
Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono, melaporkan bahwa selama pelaksanaan East Java Investment Forum (EJIF) 2024 telah tercatat 46 proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) senilai Rp57,5 triliun dan 12 Letter of Intent (LoI) dari investor asing.
Baca Juga: Kominfo Jatim Dorong Sukses Pemutihan Pajak Kendaraan 2025
Menanggapi isu keamanan, Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Roy Hutton Marullamrata Sihombing menegaskan kesiapan institusinya menjaga stabilitas wilayah dan mengimbau investor mematuhi regulasi yang berlaku.
Sejumlah kepala daerah juga menyampaikan potensi investasi unggulan. Bupati Lamongan menyiapkan 6.000 hektare lahan untuk industri maritim dan pariwisata, Bupati Ngawi menyoroti keunggulan logistik dan perlunya harmonisasi regulasi, sementara Bupati Nganjuk menekankan efisiensi biaya dan pentingnya peningkatan akses jalan provinsi.
Kepala Perwakilan BI Jatim, Ibrahim, menyebut investasi sebagai penggerak produktivitas dan penciptaan lapangan kerja, seraya menyoroti perlunya peningkatan digitalisasi dan sistem keuangan.
Gubernur Khofifah menutup forum dengan mendorong percepatan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), khususnya untuk sektor strategis seperti tebu dan sapi perah guna mendukung ketahanan pangan nasional.
“Jatim siap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional dengan investasi sebagai motor penggerak transformasi ekonomi dan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya. (Serayu)