Kemenperin Perkuat Hubungan Kerja Sama dengan Korea Selatan, Tingkatkan Kompetensi SDM Terampil

Politeknik Industri Petrokimia Banten, PT Krakatau Posco, dan Korea National Ppuri Industry Center telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada 4 Maret 2024, bertempat di Hotel Mulia, Jakarta. (Foto: Kemenperin RI)

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenperin RI, Pemerintah terus berupaya melakukan peningkatan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan berdaya saing. Dalam hal ini, pemerintah memegang peranan penting untuk menyiapkan program-program strategis yang menghasilkan SDM berkualitas dan siap memasuki industri kerja. Pengembangan SDM juga merupakan salah satu dari prioritas dalam pelaksanaan program Making Indonesia 4.0. Dalam periode bonus demografi, yaitu ketika struktur demografi didominasi oleh penduduk usia muda, pengembangan kualitas SDM menjadi sangat penting.

“Untuk mempersiapkan bonus demografi dengan pembangunan SDM di era digital saat ini, kelompok usia produktif harus dibekali dengan keterampilan agar mampu mengembangkan potensi diri ketika terjun langsung di dunia industri kerja dan mampu menjawab semua tantangan terkait era industri 4.0,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan, di Jakarta, Sabtu (9/3).

Salah satu upaya yang terus dilakukan oleh Kemenperin dalam rangka peningkatan keterampilan SDM industri adalah menyelenggarakan pelatihan yang mengedepankan skilling, upskilling, dan reskilling melalui program kerja sama yang dilakukan antar lembaga dan pemerintah.

Masrokhan menyampaikan, sudah ada beberapa bentuk kerja sama MoU yang dibangun antara Satuan Kerja (Satker) BPSDMI dengan perusahaan Korea Selatan. Hubungan antara Kemenperin dan pemerintah Korea Selatan yang telah dibangun baik tentunya membuka peluang bagi SDM nasional mendapatkan pembelajaran dan mampu berdaya saing dengan SDM negara-negara maju.

Salah satu kerja sama yang telah terjalin adalah antara Politeknik Industri Petrokimia Banten (PIPB) bersama PT Krakatau Posco dan Korea National Ppuri Industry Center. Ppuri yang dalam bahasa Korea berarti “akar” merupakan istilah untuk menyebut teknologi yang digunakan dalam proses dasar di sektor manufaktur. Teknologi tersebut memegang peranan penting terhadap kualitas teknologi modern saat ini.

Baca Juga: Kemenperin Kembangkan Sagu untuk Diversifikasi Karbohidrat

Politeknik Industri Petrokimia Banten, PT Krakatau Posco, dan Korea National Ppuri Industry Center telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada 4 Maret 2024, bertempat di Hotel Mulia, Jakarta sebagai bentuk upaya memperkuat komitmen dari para pihak tersebut untuk membina para profesional terampil dalam sektor teknologi, khususnya teknologi Ppuri.

Kolaborasi yang komprehensif ini akan diwujudkan melalui berbagai aspek kerja sama, meliputi pendidikan vokasi, termasuk pengembangan program, peningkatan infrastruktur, dan kemitraan industri. Kolaborasi ini juga bertujuan untuk memberdayakan para pemimpin generasi berikutnya sekaligus memperkuat hubungan Indonesia-Korea.

MoU ini juga mengacu pada perjanjian kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya yaitu antara BPSDMI dan Pusat Industri Ppuri Nasional Korea tentang Kerja Sama Teknologi Ppuri, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 7 September 2023, dan juga MoU BPSDMI dan PT Krakatau POSCO tentang Kerja Sama Penyediaan Sumber Daya Manusia Industri Sektor Logam, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 29 Agustus 2023 lalu.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi yang memberikan sambutannya. Andi menyebutkan, melalui penjajakan kerja sama teknologi Ppuri yang dimulai pada bulan September, pemerintah dan pemangku kepentingan industri Korea diharapkan dapat meningkatkan proses pelatihan/peningkatan kapasitas pekerja industri, serta dapat membantu penerapan sertifikasi standar SDM industri di Indonesia

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan, Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea, Mr. Byung-nae Yang menyambut baik penandatanganan MoU ini. Ia menyatakan keyakinannya bahwa kerjasama ini akan meningkatkan daya saing industri manufaktur Indonesia serta menyoroti pentingnya pelatihan tenaga kerja yang terampil dalam mengamankan manfaat ekonomi dan daya saing negara.

Baca Juga: Kemenperin Dukung Pembangunan Sistem Manajemen Energi di Sektor Industri

“Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dengan sumber daya manusia yang berlimpah. Karenanya, kerja sama dalam pengembangan SDM tenaga teknologi ppuri ini akan meningkatkan daya saing manufaktur Indonesia ke tingkat berikutnya dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional Kementerian Perindustrian, Syahroni Ahmad mengatakan, Direktorat Jenderal Ketahaan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin siap untuk memfasilitasi dengan mengawal kerja sama berbagai aspek pendidikan vokasi, termasuk pengembangan program, peningkatan infrastruktur, dan kemitraan industri, dengan tujuan untuk memberdayakan para pemimpin generasi berikutnya sekaligus memperkuat hubungan Indonesia-Korea.

Kerja sama teknologi Ppuri tidak hanya memberikan mahasiswa pengalaman praktis yang berharga, tetapi juga menjadi jembatan nyata antara teori dan aplikasi di dunia industri. Selain itu, pada Tahun Ajaran 2023/2024 juga dilakukan pengembangan kelas industri PT. Krakatau Posco di Politeknik Industri Petrokimia Banten. Saat ini, terdapat 10 mahasiswa berasal dari PT. Krakatau Posco yang telah menjadi bagian integral dari pembelajaran di Politeknik Industri Petrokimia Banten.

“Kami yakin kelas ini akan menjadi wadah yang sangat berharga untuk menghasilkan lulusan yang siap bersaing dan berkembang dalam industri,” harap Direktur Politeknik Industri Petrokimia Banten, Supardi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *