Kolaborasi Indonesia dan CEPI Dorong Kemandirian Vaksin Nasional dan Perkuat Arsitektur Kesehatan Global

Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemlu RI, Indonesia terus meneguhkan komitmennya dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, utamanya dalam pengembangan vaksin untuk antisipasi risiko kesehatan masa depan melalui kemitraan bersama Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Hal ini ditegaskan Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir saat menerima kunjungan CEPI di Jakarta pada Rabu, (12/02).

“Kolaborasi Indonesia dengan CEPI amat signifikan bagi Indonesia, khususnya menuju kemandirian produksi vaksin nasional dan memastikan akses berkeadilan atas produk kesehatan bagi seluruh negara di dunia,” tegas Wamenlu Arrmanatha dalam kunjungan tersebut.

Kunjungan bertujuan mendiskusikan penguatan kolaborasi Indonesia dan CEPI di bidang kesehatan. Hal ini sejalan dengan prioritas diplomasi kesehatan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, khususnya produksi vaksin dan pembangunan ekosistem tanggap pandemi.

CEPI diwakili Ketua Dewan CEPI, Prof. Jane Halton dan CEO CEPI, Dr. Richard Hatchett. Prof. Halton menyampaikan apresiasi atas peran Kementerian Luar Negeri dalam menginisiasi kolaborasi Pemerintah Indonesia dengan CEPI. “Peran Kementerian Luar Negeri sangat krusial dalam mendorong bergabungnya Indonesia dengan CEPI. Indonesia telah menjadi salah satu mitra strategis CEPI sejak 2020,” disampaikan Prof. Halton.

Baca Juga: Menlu RI dan Menlu Uzbekistan Sepakat Perkuat Kerja Sama Saling Menguntungkan

Sementara itu, Dr. Hatchett menekankan dukungan CEPI dalam peningkatan kapasitas produksi vaksin Indonesia melalui PT Bio Farma. “CEPI dan PT Bio Farma bekerja sama dalam percepatan produksi vaksin, yang diharapkan dapat membantu mengatasi ketidakadilan akses vaksin yang tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia khususnya negara berkembang,” ujar Dr. Hatchett.

Indonesia menunjukkan komitmen konkretnya dalam pengembangan kapasitas riset dan industri vaksin melalui kontribusi kepada CEPI dengan total USD 6 juta untuk periode 2020 – 2026. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia Apt, M. Pharm, MARS, mewakili Indonesia sebagai Anggota Dewan CEPI periode 2022-2025 dan 2025-2028.

Wamenlu Arrmanatha mengapresiasi dukungan CEPI bagi Indonesia, dan lebih lanjut sampaikan harapan agar CEPI dapat mengembangkan kemitraan dengan produsen vaksin nasional lainnya. Hal ini guna mencapai target Indonesia sebagai hub penelitian, produksi dan distribusi vaksin di kawasan.

Selain itu, Wamenlu Arrmanatha berharap agar CEPI dapat memberikan dukungan pengembangan vaksin tuberkulosis di Indonesia. Pemberantasan tuberkulosis adalah salah satu prioritas Pemerintah Indonesia di bidang kesehatan yang selaras dengan fokus CEPI.

Baca Juga: Indonesia-Brunei Perkuat Kerjasama Konektivitas: Pembukaan Kembali Rute Penerbangan Bandar Seri Begawan-Balikpapan

CEPI adalah organisasi kemitraan pemerintah dan swasta yang didirikan di Davos, Swiss pada 2017 oleh Norwegia, India, Bill and Melinda Gates Foundation, Wellcome Trust, dan World Economic Forum dengan fokus pada pengembangan produk kesehatan untuk antisipasi risiko kesehatan masa depan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *