Legislator: Pemerintah Harus Turun Tangan Atasi Sindrom ‘Baby Blues’ pada Ibu

Jakarta, serayunusantara.com – Anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah mendorong pemerintah untuk turun tangan atasi sindrom baby blues yang kerap terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Ia menekankan perlunya penguatan mental bagi para perempuan. Kondisi psikologis perempuan utamanya para ibu harus mendapatkan perhatian.

“Sudah bagus ketika program BKKBN kita diimbau untuk melahirkan tidak terlalu dini, tidak terlalu muda (umurnya) melahirkan. Kalau dibilang menikah terlalu dini mungkin karena ada hal-hal tertentu yang mengharuskan menikah, tetapi melahirkan terlalu dini di samping itu punya potensi anaknya kena stunting,” ujarnya kepada Parlementaria, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2023).

Untuk itu, Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat. Misalnya edukasi tentang pernikahan dini.

“Pemerintah harus turun tangan, pemerintah harus tangani. Kalau sekarang misalkan dalam hal ini BKKBN ya melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak menikah dini, terus dari Mitra KPPA juga melakukan itu gitu. Kita juga sudah ada undang-undangnya. Perspektifnya juga harus ditambah, muatan (sosialisasi) nya harus ditambah. Ditambah (poin) kematangan emosinya,” jelasnya.

Baca Juga: Kemendagri Terus Berupaya Wujudkan Keamanan dan Keselamatan di Perlintasan Jalur Kereta Api

Sebab, ia menilai, salah satu faktor terjadinya sindrom baby blues pada ibu adalah kurangnya perhatian dari orang sekitar. Oleh sebab itu, pemerintah harus turun tangan untuk memberikan edukasi mengenai sindrom baby blues yang bisa terjadi pada ibu.

“Kalau dipikir-pikir baby blues ini kan disebabkan ketika mungkin hamil dia kurang dapat perhatian, akhirnya buat apa aku capek-capek ngurus anak kamu gitu. banyak faktor pemerintah perlu turun tangan. Dalam sosialisasi untuk muatannya perlu ditambah (poin baby blues) menurut saya,” lanjutnya.

Diketahui, sedang viral di media sosial baru-baru ini seorang ibu dengan membawa bayi hendak bunuh diri di perlintasan Kereta Api (KA) di Stasiun Pasar Minggu. Diduga wanita tersebut melakukan percobaan bunuh diri lantaran mengalami stres.

Dikutip dari beberapa laman kesehatan, Sindrom baby blues merupakan kondisi psikologis yang muncul pada masa nifas dan dapat menyebabkan depresi dan kecemasan pada ibu. Menurut jurnal ilmiah berjudul How to Cope with Baby Blues: A Case Report, 50-85 persen ibu mengalami baby blues setelah melahirkan.

Umumnya kondisi ini muncul antara hari ke 1-5 dan dapat mereda dalam 10 hari. Meskipun sebagian besar wanita dapat pulih dengan sendirinya tanpa perawatan profesional, ada beberapa wanita yang mengalami kondisi yang lebih serius. Contohnya, seperti gangguan kecemasan atau depresi perinatal yang memerlukan perhatian medis.  ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *