Blitar, serayunusantara.com — Pondok Pesantren Maftahul Uluum yang berlokasi di Jalan KH. Imam Bukhori No. 31, Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, merupakan salah satu pesantren tertua dan paling bersejarah di Kabupaten Blitar.
Berdiri sejak sekitar tahun 1868—atau 1885 menurut catatan lain—pesantren ini didirikan oleh KH. Mohammad Imam Bukhori dan sejak lama dikenal sebagai pusat pengajaran Islam berbasis salafiyah yang tetap bertahan hingga kini.
Sebagai pesantren salaf, Maftahul Uluum mempertahankan tradisi kajian kitab kuning tanpa terjemahan. Metode klasik ini menjadi ciri khas yang dijaga turun-temurun sebagai bentuk pelestarian barokah dan otentisitas keilmuan.
Meski demikian, pesantren ini tetap menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman melalui pengelolaan lembaga pendidikan formal seperti MTs dan MA di bawah yayasan.
Riwayat pendiri pesantren, KH. Mohammad Imam Bukhori, menjadi bagian penting dari sejarah Blitar. Selain dikenal sebagai ulama sufi, beliau juga seorang pejuang yang tercatat sebagai bagian dari Laskar Perang Jawa (1825–1830) dan pernah menjabat Ketua Sarekat Islam Blitar pada tahun 1914.
Perjuangannya membuat Belanda mengasingkannya ke Banda Neira selama sepuluh tahun sejak 1928. Sekembalinya pada 1938, beliau membawa bibit pohon pala yang ditanam di lingkungan pesantren sebagai penanda perjalanan hidupnya.
KH. Imam Bukhori wafat sekitar tahun 1945, meninggalkan warisan perjuangan yang terus hidup di pesantren ini.
Kini, pesantren yang berdiri di lahan cukup luas tersebut membekali santri dengan keterampilan tambahan seperti pertanian, termasuk budidaya alpukat dan anggur. Kegiatan tahunan Haul Masyayikh juga rutin digelar dan kerap menarik perhatian tokoh-tokoh nasional.
Dengan sejarah panjang dan komitmen menjaga tradisi, Ponpes Maftahul Uluum Jatinom tidak hanya menjadi pusat pendidikan Islam, tetapi juga monumen hidup perjuangan para kiai yang terus melahirkan generasi ulama untuk Blitar dan sekitarnya. (Serayu)











