Malang, serayunusantara.com – Di tengah maraknya makanan modern dan tren kuliner kekinian, jajanan tradisional ternyata masih memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat.
Salah satunya terlihat di Pasar Sumberpucung, Kabupaten Malang, di mana penjual cenil tetap setia melayani pembeli yang tak pernah sepi pada Senin, 10 November 2025.
Di atas wadah sederhana berlapis plastik, warna-warni cenil, lupis, dan kue tradisional tersusun rapi. Parutan kelapa dan gula merah cair menjadi pelengkap yang menggoda selera.
Dari tampilan hingga aromanya, jajanan ini seolah mengajak siapa pun untuk kembali ke masa lalu.
“Sudah lebih dari lima tahun saya jualan cenil,” ujar sang penjual sambil menyiapkan pesanan pembeli. “Dari dulu sampai sekarang, masih banyak yang cari. Bahkan anak muda sekarang juga mulai suka, katanya rasanya beda dan bikin nostalgia.”
Cenil, jajanan berbahan dasar tepung kanji yang disajikan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah cair, menjadi salah satu simbol kekayaan kuliner tradisional Indonesia.
Baca Juga: Perempuan Asal Malang Ditemukan Meninggal di Kamar Homestay Kediri
Meski tampilannya sederhana, rasa kenyal dan manisnya mampu bersaing dengan camilan modern.
Menurut sang penjual, pembeli cenil datang dari berbagai kalangan. Ada pelanggan tetap yang sudah puluhan tahun membeli, hingga pembeli baru yang penasaran mencicipi cita rasa masa kecil orang tua mereka.
“Sekarang malah banyak yang datang buat foto juga, katanya buat konten makanan tradisional,” ujarnya sambil tersenyum.
Ia mengaku tetap mempertahankan cara pembuatan tradisional tanpa bahan pengawet. Semua bahan disiapkan setiap pagi, mulai dari mengukus cenil hingga memarut kelapa segar. “Biar capek, tapi puas. Rasanya lebih enak kalau dikerjakan sendiri,” katanya.
Keberadaan pedagang cenil di Pasar Sumberpucung menjadi bukti bahwa makanan tradisional masih diminati, bahkan di tengah perubahan zaman. Cita rasa autentik, harga terjangkau, dan nilai nostalgia menjadikan jajanan seperti cenil tetap bertahan di hati masyarakat.
“Selama masih ada yang mau makan, saya akan terus jualan. Cenil ini bukan cuma makanan, tapi warisan yang harus dijaga,” tutupnya. (Serayu)












