Malang Creative Center: Katalisator Ekonomi Kreatif dan Pemerataan Ekonomi

Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso saat menyampaikan sambutan dalam Malang Creative Center. (Foto: Mariyono Setyo Budi/Serayu Nusantara)

Malang, serayunusantara.com – Diskusi ekonomi kreatif yang diadakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Malang menyimpulkan bahwa industri kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi di berbagai tingkat.

Kegiatan itu dihadiri Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika, Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso, Ketua PWI Jawa Timur Lutfil Hakim, Mahasiswa dari Universitas Insan Budi Utomo, serta puluhan wartawan dari seluruh Jawa Timur sebagai peserta Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan oleh PWI Malang Raya.

Kegiatan itu bertempat di Aria Gajayana Hotel Kota Malang, topik diskusi yang ditampilkan sangat menarik yaitu “Malang Creative Center Pendorong Ekonomi Kreatif Kota Malang”, Jumat (17/11/2023)

Dalam diskusi tersebut, Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengatakan, bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

“Fenomena Kota Malang sebagai kota metropolitan dengan jumlah penduduk 1,5 juta orang membutuhkan cara agar ekonomi warganya meningkat. Industri kreatif, yang mencakup seni, desain, teknologi, dan hiburan, memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang inovatif dan berkelanjutan,” kata Erik.

Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Bersama Komunitas Peduli Lingkungan Mudun Kali Bersihkan Sampah

Salah satu upaya Pemerintah Kota Malang untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif adalah dengan membangun Malang Creative Center (MCC). MCC merupakan sebuah pusat kreativitas yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi para pelaku industri kreatif untuk berkarya dan berkolaborasi.

“MCC menempati lahan seluas 1,5 hektar di kawasan Jalan Tidar, Kota Malang. MCC memiliki berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan kreatif, seperti ruang pameran, ruang studio, ruang workshop, ruang coworking, dan ruang publik. MCC diharapkan dapat menjadi katalisator bagi perkembangan ekonomi kreatif di Kota Malang. MCC juga diharapkan dapat menjadi destinasi wisata baru yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara,” papar Erik.

Manager MCC Diki Arief Herina Dharma. (Foto: Mariyono Setyo Budi/Serayu Nusantara)

Sementara dalam sambutannya, Ketua DPRD Kota Malang menyampaikan bahwa MCC dibangun sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi.

“MCC dapat menjadi peluang bagi masyarakat dari kalangan menengah ke bawah untuk mengembangkan potensinya di bidang industri kreatif. Dengan berkembangnya ekonomi kreatif, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi. Kesenjangan pendapatan antara sikaya dan simiskin diharapkan dapat berkurang,” kata Riandiana.

Ketua PWI Jawa Timur, juga turut memberikan wawasan bahwa salah satu kunci keberhasilan ekonomi kreatif adalah kolaborasi aktif dengan semua pihak yang terkait.

“Kolaborasi antara pemerintah, mahasiswa, komunitas penggiat ekonomi kreatif, dan wartawan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penciptaan lapangan pekerjaan yang inovatif dan berkelanjutan. Hasil akhir dari semua ini adalah terciptanya pemerataan ekonomi untuk semua kalangan,” kata Lutfil Hakim.

“Mahasiswa juga harus menjadi katalisator untuk inovasi, dan dengan memberikan dukungan yang memadai, mereka dapat menciptakan karya yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga dapat bersaing secara global,” lanjut Lutfil Hakim.

“Peran wartawan juga menjadi fokus penting. Wartawan memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan informasi dan cerita terkini seputar perkembangan ekonomi kreatif kepada masyarakat. Dengan melibatkan wartawan dalam hal ini, kita dapat menyoroti bagaimana media berperan sebagai penghubung antara dunia ekonomi kreatif dan masyarakat luas. Wartawan memiliki kekuatan untuk membentuk persepsi dan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif,” tambahnya.

Pentingnya mendukung dan mempromosikan bakat lokal juga menjadi fokus dalam sambutan ketua PWI Jawa Timur.

“Dengan melaporkan berita, fitur, dan wawancara yang mendalam, mereka dapat membantu menggambarkan kontribusi signifikan yang dibawa oleh industri kreatif dalam menciptakan lapangan pekerjaan, merangsang inovasi, dan mengubah wajah ekonomi lokal,”

“Pemberitaan yang cermat dan berimbang juga dapat membantu mengatasi beberapa isu yang dihadapi oleh ekonomi kreatif, seperti masalah hak kekayaan intelektual, tantangan teknologi, dan upaya untuk menciptakan lingkungan inklusif. Wartawan dapat berperan sebagai penjelas yang menjembatani kesenjangan pengetahuan antara pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat,” lanjut Lutfil.

Baca Juga: Wabup Kabupaten Malang Sambut Baik Tarkam Kemenpora 2023 untuk Menghasilkan Atlet Nasional

Usai melaksanakan sambutan, acara diskusi dipandu oleh dua orang milenial penggiat ekonomi kreatif yaitu Asandra Salsabila dan Diki Arief Herina Dharma.

Asandra Salsabila adalah seorang data scientist berprestasi dengan pengalaman luas di bidang big data, data analytics, dan machine learning.

Sementara Diki Arief Herina Dharma adalah Sarjana Manajemen dari Universitas Brawijaya Malang yang menjadi manager MCC sejak tahun 2022.

Beberapa poin yang dicatat dari notulen diskusi menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain:
1. Peserta diskusi menyoroti bagaimana perkembangan teknologi telah membuka peluang baru dalam menciptakan dan mendistribusikan karya seni dan konten kreatif.
2. Dengan memanfaatkan platform digital dan solusi teknologi, pelaku industri kreatif dapat menjangkau audiens yang lebih luas, baik secara lokal maupun global.
3. Dalam konteks ekonomi kreatif, tantangan seperti hak kekayaan intelektual dan perlindungan hak cipta juga menjadi perbincangan serius.
4. Pentingnya menciptakan kerangka hukum yang mendukung dan melindungi kreativitas serta inovasi menjadi sorotan dalam diskusi tersebut.
5. Para peserta setuju bahwa peningkatan kerjasama antara pemerintah, industri, dan komunitas kreatif diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi kreatif.
6. Mendorong partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang atau identitas, dianggap sebagai langkah penting untuk menciptakan ekosistem kreatif yang lebih dinamis dan representatif.

Di akhir diskusi ini, peserta sepakat bahwa ekonomi kreatif bukan hanya tentang menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat, merangsang imajinasi, dan menciptakan nilai tambah bagi kehidupan sehari-hari. (bud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *