Kegiatan sosialisasi di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Senin, 6 Mei 2024. (Foto: Reyda Hafis/Serayu Nusantara)
Blitar, serayunusantara.com – Setelah sukses menggelar sosialisasi pemanfaatan lahan tandus untuk media tanam tembakau, DKPP Kabupaten Blitar bersama PT. Djarum kembali adakan sosialisasi pembenihan tembakau.
Kegiatan sosialisasi tersebut berlangsung sore hari di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Senin, 6 Mei 2024.
Kabid Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar, Lukas Supriyatno, mengungkapkan bahwa agenda ini merupakan salah satu rangkaian pendampingan penanaman tembakau pada media lahan tandus yang kurang bisa dimanfaatkan masyarakat.
“Utamanya dalam pembahasan hari ini adalah pembenihan. Supaya petani juga bisa segera menanam. Pembenihan selesai, persiapan lahan selesai, petani bisa mulai menanam, dan segera bisa memanen,” ungkap Lukas.
Selain itu, Lukas mengatakan bahwa mengenai materi dan pemateri diambil dari pihak PT. Djarum, karena memang dari pihak PT. Djarum yang melaksanakan riset dan penelitian di tahun 2023 lalu.
“Meskipun kami di dinas juga memiliki tembakau lokal, tetapi dari pihak PT. Djarum ini memang berfokus dengan pemanfaatan tanah-tanah yang marjinal atau tandus,” kata Lukas.
Baca Juga: Fenomena La Nina Sedang Melanda, Petani Didorong Tanam Tembakau yang Punya Daya Terhadap Hujan
Lebih lanjut, Lukas menyampaikan bahwa petani yang terdaftar sudah mencapai 33 orang yang terbagi di 3 kecamatan yang semuanya berasal dari Blitar Selatan. Meliputi Kecamatan Kademangan, Panggungrejo, dan Wates.
Menurutnya, cukup banyak lahan tandus yang berada di Kabupaten Blitar wilayah selatan. Akan tetapi pihaknya tidak memilih lahan yang terlalu dekat dengan pantai.
Terakhir, Lukas berharap, bahwa dengan adanya kerjasama dengan pihak PT. Djarum ini petani bisa memanfaatkan lahan tandus miliknya. Karena, lahan tandus itu jika ditanami tanaman lain hasilnya tidak akan maksimal.
“Paling tidak petani yang punya tanah marjinal ini bisa memperoleh penghasilan lebih daripada ‘seandainya’ menanam tanaman lain. Endingnya tetap sama, meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Lukas. (adv)