Blitar, serayunusantara.com – Masjid Agung Kota Blitar merupakan salah satu bangunan bersejarah sekaligus ikon kebanggaan masyarakat Bumi Bung Karno.
Terletak di jantung kota, tepat di sisi barat Aloon-Aloon Blitar, masjid ini telah menjadi saksi perjalanan panjang kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat sejak masa kolonial hingga kini.
Bangunan Masjid Agung pertama kali didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, sekitar awal abad ke-20. Saat itu, masyarakat Blitar membangun tempat ibadah sederhana sebagai sarana berkumpul dan beribadah bersama.
Baca Juga: Pertokoan di Kota Blitar Mulai Sepi Peminat, Masyarakat Beralih ke Belanja Online
Seiring berjalannya waktu, masjid tersebut terus mengalami pemugaran dan perluasan, mengikuti perkembangan zaman dan pertumbuhan jumlah jamaah yang semakin banyak.
Kini, Masjid Agung Kota Blitar tampil megah dengan arsitektur menawan yang memadukan unsur klasik dan modern.
Kubah besar berwarna keemasan menjulang anggun di atas bangunan utama, berpadu harmonis dengan empat menara tinggi yang menjadi penanda kemegahan sekaligus simbol kebesaran Islam di Kota Blitar.
Di malam hari, lampu-lampu yang menghiasi bagian kubah dan menara menambah kesan elegan serta menghadirkan suasana damai bagi siapa pun yang melintas di sekitarnya.
Bagian dalam masjid memiliki desain yang luas dan sejuk, dengan ornamen kaligrafi yang mempercantik dinding. Ruang utama salat dapat menampung ratusan jamaah, bahkan ribuan saat pelaksanaan salat Jumat dan hari-hari besar Islam.
Karpet merah yang membentang rapi dan pencahayaan alami dari jendela-jendela tinggi menciptakan suasana ibadah yang khusyuk dan menenangkan. (Serayu)









