Mengenal Si Bima Sakti dari RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar, Terobosan Tekan Kematian Bayi dan Stunting 

Blitar, serayunusantara.com RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Rumah sakit pelat merah ini meluncurkan inovasi unggulan bernama Si Bima Sakti (Sistem Pelayanan Terintegrasi Bayi Berat Badan Lahir Rendah dan Prematur di Rumah Sakit).

Inovasi ini dirancang sebagai solusi strategis untuk mengatasi tingginya angka kematian bayi dan neonatus, khususnya di ruang perawatan neonatal Abimanyu.

Selain itu, Si Bima Sakti juga bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Blitar, sekaligus memberdayakan keluarga dalam perawatan bayi prematur.

Direktur RSUD Ngudiwaluyo Wlingi Blitar, dr Endah Woro Utami menyampaikan, tujuan dari program ini untuk menurunkan angka kematian bayi di Kabupaten Blitar. Kemudian, meningkatkan kapasitas ibu dan keluarga dalam perawatan bayi prematur.

“Inovasi ini mengusung pendekatan holistik dan berbasis keluarga, yang mencakup, pelibatan aktif keluarga dalam proses perawatan bayi sejak awal masa rawat inap,” katanya, 3 Juni 2025.

Baca Juga: Perum Jasa Tirta I Targetkan Buang 500 Ribu Meter Kubik Sedimen dari Bendungan Wlingi dan Lodoyo

Selain itu, kata dia, penyuluhan intensif kepada orang tua mengenai kondisi bayi prematur dan cara penanganannya. Ada pula terapi kontak kulit antara ibu dan bayi untuk menjaga kehangatan dan meningkatkan ikatan emosional.

“Akses mudah terhadap tim medis dan konselor laktasi untuk mendampingi orang tua secara berkala. Dukungan untuk keberhasilan ASI eksklusif dengan pendampingan dari konsultan laktasi terlatih,” ujarnya.

Endah menyebut, inovasi ini merupakan bentuk nyata dedikasi rumah sakit dalam mendukung program nasional penurunan angka kematian bayi dan pencegahan stunting.

“Kami yakin, dengan keterlibatan keluarga dan edukasi yang memadai, angka kematian bayi dan stunting dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya.

Dengan kehadiran Si Bima Sakti, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi berharap dapat menjadi contoh praktik terbaik dalam pelayanan neonatal terintegrasi dan menjadi pusat rujukan penanganan bayi BBLR dan prematur di Kabupaten Blitar. (adv/rsud/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *