Menjaga Nadi Ekonomi Rakyat: Mengapa Pasar Pon Blitar Tetap Eksis di Era Digital? Simak Alasannya!

Blitar, serayunusantara.com — Di tengah gempuran aplikasi belanja daring, Pasar Pon Kota Blitar tetap berdiri kokoh sebagai pusat ekonomi kerakyatan.

Keberadaannya membuktikan bahwa interaksi tatap muka memiliki nilai yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.

Dalam wawancara di lokasi, Suryani (52), seorang pedagang sayur yang telah berjualan selama 20 tahun, mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan adalah kunci utamanya.

“Pelanggan saya itu bukan cuma cari sawi atau cabai, mereka cari obrolan. Di sini mereka bisa menawar, bisa curhat, bahkan kadang saya kasih bonus bumbu kalau belanja banyak. Itu yang nggak ada di minimarket atau aplikasi,” ujarnya sambil melayani pembeli.

Baca Juga: Perempatan Desa Kuningan: Surga Jajanan dan Makanan Pasar yang Tak Pernah Sepi

Senada dengan Suryani, seorang pembeli setia bernama Dewi Sartika (34) mengaku lebih puas belanja langsung.

“Kalau di pasar tradisional, kita bisa pegang langsung barangnya, tahu mana yang benar-benar segar. Harganya pun jauh lebih miring kalau kita pintar menawar. Ada kepuasan tersendiri saat berhasil dapat harga yang pas,” tutur Dewi.

Relasi emosional dan jaminan kesegaran inilah yang membuat denyut nadi Pasar Pon tetap berdetak kencang hingga hari ini. (Fis/Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *