Menkeu Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Presiden Islamic Development Bank (IsDB), Muhammed Al-Jasser di Jeddah, Minggu (17/12). (Foto: Kemenkeu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Pada rangkaian agenda kunjungan kerja di Arab Saudi, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Presiden Islamic Development Bank (IsDB), Muhammed Al-Jasser di Jeddah, Minggu (17/12). IsDB sendiri merupakan salah satu bank pembangunan multilateral terbesar di dunia dan satu-satunya yang menyediakan pembiayaan dengan prinsip syariah.
“Masih dari jazirah Arab, saya melanjutkan rangkaian agenda kunjungan kerja saya di Arab Saudi. Kali ini, saya bertemu dengan Presiden Islamic Development Bank (IsDB) Muhammed Al-Jasser. IsDB ini merupakan salah satu bank pembangunan multilateral terbesar di dunia dan satu-satunya yang menyediakan pembiayaan dengan prinsip syariah,” ujar Sri Mulyani sebagaimana dikutip dari laman Instagram @smindrawati, Senin (18/12).
Ia mengungkapkan, hubungan IsDB dengan Indonesia cukup dekat dan erat. Indonesia bahkan menjadi pemilik saham terbesar ketiga di IsDB. Jumlah tersebut meningkat dari beberapa waktu sebelumnya yang menempatkan Indonesia pada posisi ke 12 dari 57 negara. Selain itu, IsDB juga memiliki Regional Hub Office di Bilangan, Jakarta Selatan yang merupakan salah satu dari 11 kantor regionalnya di seluruh dunia. Pada pertemuan tersebut, keduanya membahas seputar bagaimana peranan Indonesia di dalam IsDB itu sendiri.
“Indonesia menawarkan beragam usulan serta solusi terkait beragam isu. Pembahasan kami membahas tiga jangka waktu: pendek (1-3 tahun kedepan), menengah (3-6 tahun kedepan), serta panjang (lebih dari 6 tahun kedepan),” jelas Menkeu.
Baca Juga: Wamenkeu: Potensi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2024 Capai 5,2%
Menkeu menyebut, upaya penguatan IsDB menjadi hal yang mendesak karena dinamika tantangan dunia serta masa depan penuh ketidakpastian. Menurutnya, bank pembangunan multilateral seperti IsDB memiliki peran kunci untuk mendukung reformasi serta mobilisasi sumber daya untuk menghadapinya.
“Sebuah diskusi yang sarat akan makrifat. Semoga membawa kebaikan bagi Indonesia dan dunia.. Aamiin,” tutupnya.***