Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berkesempatan melakukan interview dengan media CNBC. (Foto: Kemenkeu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Memasuki hari ketiga rangkaian Annual Meetings World Bank dan IMF 2023 di Maroko pada Jumat (13/10), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berkesempatan melakukan interview dengan media CNBC.
Dalam interview tersebut, Menkeu menegaskan pemerintah saat ini fokus melakukan perbaikan dan penguatan fondasi ekonomi di tengah gejolak peningkatan tensi geopolitik.
“Berbagai langkah penguatan fondasi ekonomi terus dilakukan pemerintah di tengah situasi sulit dan penuh ketidakpastian ini,” ujar Menkeu sebagaimana dikutip dari keterangan resminya pada Sabtu (14/10).
Ia menjelaskan peningkatan tensi geopolitik dalam beberapa waktu terakhir akan menimbulkan situasi ketidakpastian dan mempengaruhi proyeksi ekonomi ke depan. Namun demikian, di tengah situasi global yang dinamis, menurutnya Indonesia justru punya posisi sangat strategis.
Baca Juga: Tingkatkan Peluang Usaha UMKM, Menkeu Bahas Peran Digital Marketplace dengan Dirjen WTO
“Negara kita kaya akan sumber daya alam termasuk mineral yang banyak dibutuhkan di era pesatnya industri baterai dan kendaraan listrik,” jelas Menkeu.
Oleh karenanya, dalam konteks perdagangan global, Menkeu menyampaikan bahwa pemerintah melakukan kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan memperkuat keseimbangan eksternal Indonesia.
“Saat ini kita fokus memperbaiki dan memperkuat struktur ekonomi salah satunya melalui kebijakan hilirisasi dengan membangun lebih banyak smelter yang akan meningkatkan nilai tambah dan memperkuat keseimbangan eksternal kita,” paparnya.
Upaya memperkuat fundamental ekonomi juga dilakukan pemerintah melalui penerapan omnibus law dan perbaikan lembaga keuangan, pasar saham, serta inovasi pembukaan bursa karbon.
Baca Juga: Seluruh Negara Anggota OECD Dukung Penuh Proses Aksesi Indonesia
“Penerapan omnibus law (UU HPP, HKPD, P2SK dsb) ditambah perbaikan di sektor bank, lembaga keuangan non-bank, dana pensiun, pasar saham, termasuk yang terbaru yakni bursa karbon menjadi upaya kita dalam memperkuat fundamental ekonomi Indonesia,” tegas sang Bendahara Negara.***