Ketua Kelompok Tani Alam Sejahtera Sardi pakai topi koboi saat menerima kedatangan rombongan dari Ditjenbun Kementan RI di Kelurahan Sutojayan, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Reyda Hafis/Serayu Nusantara)
Blitar, serayunusantara.com – Petani di Kabupaten Blitar merasa terbantu dengan program pompanisasi yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI). Sebab, dengan bantuan tersebut petani bisa menanam tanaman padi lebih dari dua kali.
Hal itu disampaikan Ketua Kelompok Tani Alam Sejahtera Sardi saat menerima kedatangan rombongan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementan RI di Kelurahan Sutojayan, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Kamis, 25 April 2024.
Kedatangan tim Ditjenbun itu sendiri untuk mengunjungi area percepatan tanam melalui pompanisasi di Kelurahan Sutojayan, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Para rombongan juga melihat langsung aktivitas petani di lokasi tersebut.
Sardi menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Kementan RI karena bisa mengunjungi para petani di wilayahnya. Apalagi, sebelumnya Kementan RI memberikan bantuan pompa air yang bisa digunakan oleh petani sewaktu-waktu.
“Selama saya menjadi petani belum pernah mendapatkan bantuan. Saya sangat bangga dan berterima kasih kepada Mentan atas bantuan pompa air yang telah diberikan,” ujarnya.
Baca Juga: Kemendag Segera Berlakukan Permendag 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor
Selain itu, Sardi juga bersyukur karena mekanisme perawatan pompa air tersebut sangat mudah. Para petani bisa menyampaikan ke DKPP Kabupaten Blitar kemudian baru diteruskan kepada Kementan RI.
“Saat ini alat ini sudah bisa digunakan. Akhir-akhir ini curah hujan rendah dan kami membutuhkan banyak air, akhirnya pompa ini digunakan untuk menyedot air dari sungai,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah menyampaikan, dengan keberadaan lahan seluas 200 hektare itu, dibutuhkan pompa air sebanyak 10 unik. Sehingga semua lahan bisa tercukupi kebutuhan airnya sesuai jangka waktu yang ideal untuk menanam padi.
“Oleh karena itu, nanti pompa air yang kurang bisa diusulkan melalui DKPP Kabupaten Blitar sini, sehingga nanti bisa disampaikan kepada Kementan RI,” ujarnya.
Tidak hanya usulan terkait pompa air, para petani juga bisa mengusulkan untuk kebutuhan seperti pipa untuk mengalirkan air yang disedot dari embung, sungai ataupun sumur.
Sementara itu, Kepala DKPP Kabupaten Blitar Toha Mashuri menyampaikan terima kasih atas kunjungan Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah untuk mendampingi bersama Kelompok Tani Alam Sejahtera.
Bagi Toha kunjungan tersebut sangat berharga, sebab potensi lahan pertanian di kawasan tersebut sangat luas, yakni 265 hektare. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antar pihak agar lahan di kawasan tersebut bisa terberdayakan dengan baik.
“Jadi jangan sampai ada sawah tidak mendapat air karena tidak ada irigasi dan terbatasnya curah hujan. Jika tidak ada air, maka tidak bisa memulai olah tanah, padahal beberapa meter di depan terdapat sungai. Sehingga diperlukan pompa air untuk menyedotnya,” ungkapnya. (adv)