Blitar, serayunusantara.com – Kesadaran kritis terhadap ancaman polusi plastik telah mendorong sekelompok mahasiswa di Blitar untuk memulai gerakan membawa botol minum (tumbler) pribadi dari rumah sebagai kebiasaan wajib harian.
Meskipun saat ini baru dilakukan oleh segelintir individu dan menghadapi tantangan minimnya fasilitas pengisian ulang (refill), gerakan ini membawa aspirasi besar: memantik kesadaran kolektif agar lebih banyak pihak memulai inisiatif serupa demi meminimalisir sampah botol plastik.
Inisiatif proaktif ini muncul sebagai respons langsung terhadap tingginya volume sampah plastik sekali pakai, sekaligus menjadi upaya nyata untuk mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di Blitar.
Para mahasiswa pelopor gerakan ini tidak hanya berfokus pada komitmen pribadi, tetapi juga pada dampak sosial dan lingkungan yang lebih luas. Arya (20), seorang mahasiswa, menyatakan bahwa ini adalah langkah awal yang perlu direspons secara massal.
“Kami sudah memulai dengan membawa botol minum sendiri setiap hari. Gerakan ini memang masih sedikit yang melakukan, dan tempat refill juga belum banyak, tapi ini bukan alasan untuk tidak memulai,” tegas Arya, Minggu (26/10/2025).
Ia berharap kebiasaan sederhana ini akan ditiru oleh mahasiswa lain dan masyarakat umum untuk meminimalisir sampah botol plastik yang terus menumpuk.
Senada dengan itu, Zila (21) menambahkan bahwa keterbatasan infrastruktur tidak boleh menghentikan upaya meminimalisir sampah.
“Kami sangat berharap banyak yang ikut memulai. Bayangkan dampaknya jika ribuan mahasiswa dan warga Blitar tidak lagi membeli air minum kemasan sekali pakai,” jelas Zila.
“Dengan semakin banyak yang memulai, kami yakin pihak kampus atau pemerintah akan terdorong untuk menyediakan fasilitas refill yang lebih memadai.” pungkas mahasiswi semester 3 tersebut. (Serayu)









