Blitar, serayunusantara.com – Nasi pecel kembali menegaskan identitasnya sebagai kuliner khas Blitar yang paling dicari.
Setiap pagi, penjaja pecel di berbagai titik kota — mulai dari sekitar alun-alun hingga kawasan Kepanjenkidul dan Sananwetan — selalu dipadati pembeli dari berbagai kalangan, termasuk pekerja pagi, pelajar, hingga wisatawan kuliner.
Nasi pecel khas Blitar dikenal dengan bumbu kacangnya yang kaya rasa — gurih, sedikit manis, dan pedas yang seimbang.
Dipadukan dengan aneka sayuran rebus seperti kenikir, kecambah, bayam, dan kacang panjang, kudapan ini dianggap sebagai sarapan sehat sekaligus lezat.
Ditambah rempeyek kacang yang renyah dan tempe goreng, cita rasanya makin mengikat.
Baca Juga: Pecel Malam di Depan Ponpes Nurul Iman Garum Jadi Buruan Warga Blitar
Salah satu pelanggan setia, Siti Rahma (33), mengaku nasi pecel adalah bagian dari kesehariannya.
“Kalau pagi belum makan pecel rasanya kurang semangat. Harganya terjangkau, porsinya pas, dan rasanya nggak pernah mengecewakan,” ujarnya.
Bahkan beberapa penjual pecel legendaris telah berdiri puluhan tahun, diwariskan turun-temurun. Hal ini membuat pecel bukan hanya makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya kuliner Blitar.
Dinas Pariwisata daerah menilai pecel sebagai aset kuliner potensial yang mampu menarik wisatawan, terutama yang datang untuk mencicipi makanan tradisional.
Nasi pecel Blitar tak hanya mengenyangkan, tapi juga menjadi pengalaman rasa yang melekat di ingatan.
Dengan cita rasa khas dan sejarah yang mengiringinya, nasi pecel Blitar tetap bertahan sebagai ikon kuliner yang menyatukan warga dan memberi karakter pada kota ini. (Fis/Serayu)













