Banyuwangi, serayunusantara.com – Sebanyak 10 perwakilan Palang Merah dari berbagai negara datang ke Banyuwangi untuk mempelajari program earthquake readiness (EQR) atau kesiapsiagaan gempa yang dijalankan pemerintah daerah setempat.
Rombongan tersebut terdiri dari delegasi Bangladesh Red Crescent Society (BDRCS), German Red Cross, Hong Kong Red Cross, American Red Cross, Palang Merah Indonesia (PMI) pusat, serta Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Indonesia.
Kunjungan berlangsung selama tiga hari, 3–5 September 2025, dengan agenda meninjau langsung penerapan program EQR di sejumlah desa. “Kehadiran mereka menjadi kesempatan PMI Banyuwangi untuk saling berbagi pengalaman terkait penanganan kebencanaan,” ujar Wakil Bupati sekaligus Ketua PMI Banyuwangi, Mujiono, Kamis (5/9/2025).
Mujiono menjelaskan, program EQR telah dijalankan sejak 2019 hingga 2021 dengan dukungan American Red Cross, yang fokus pada edukasi kebencanaan, pembentukan SIBAT (Siaga Berbasis Masyarakat), hingga pelatihan retrofitting atau penguatan rumah agar tahan gempa tanpa membongkar struktur utama. Sejumlah rumah retrofitting juga dibangun dalam periode tersebut.
Baca Juga: 4 September 2025, Jalur Gumitir Banyuwangi–Jember Kembali Dibuka
Agar berkelanjutan, PMI Banyuwangi melanjutkan program ini dengan dukungan Pemkab sejak 2023 hingga kini. “Sekarang cakupannya tidak hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga merambah daerah rawan gempa lainnya,” tambahnya.
Perwakilan Bangladesh Red Crescent Society, Mohamed Rezaul Karim, mengaku kagum dengan kolaborasi PMI dan pemerintah daerah.
“Sinergi seperti ini jarang kami temui di Bangladesh. Program Banyuwangi bisa jadi contoh yang sangat inspiratif,” ujarnya.
Sementara itu, Shelter Advisor IFRC Indonesia, Wahyu Widianto, menyebut Banyuwangi dipilih sebagai lokasi kunjungan karena programnya terbukti berhasil dan layak dijadikan rujukan. “Ada banyak hal baik yang bisa dipelajari dari sini,” tuturnya. (Serayu)












